Kamis 15 Dec 2016 17:31 WIB

Nana Mengaku Putranya Berubah Setelah Menikahi Tutin

Rep: Rizky Suryarandika/ Red: Teguh Firmansyah
Polisi menggeledah rumah kontrakan terduga teroris di Kampung Padasukan, Kecamatan Indihiang, Kota Tasikmalaya, Jawa Barat, Kamis (15/12).
Foto: Antara/Adeng Bustomi
Polisi menggeledah rumah kontrakan terduga teroris di Kampung Padasukan, Kecamatan Indihiang, Kota Tasikmalaya, Jawa Barat, Kamis (15/12).

REPUBLIKA.CO.ID, TASIKMALAYA -- Densus 88 anti teror Mabes Polri mengamankan satu keluarga terduga teroris di RT 03 RW 05 Kampung Padasuka, Kelurahan Sukamajukeler, Kecamatan Indihiang pada Kamis, (15/12) sekitar pukul 05.00 WIB. Keluarga salah satu terduga teroris sontak kaget ketika mengetahui hal tersebut.

Berdasarkan penelusuran Republika.co.id, didapati identitas keluarga itu terdiri dari Hendra gunawan (39 tahun), Tutin Sugiarti (37) dan Abza Algifari Putra (11). Tutin diamankan karena diduga terkait dengan teroris Dian Novi Yuliane yang ditangkap lebih dulu di Bekasi. Tutin sehari-harinya membuka praktek pengobatan alternatif berupa bekam di rumahnya.

Usai penangkapan, keluarga Hendra menyempatkan datang ke kontrakan tersebut. Ayah Hendra, Nana Amin (63 tahun) merasa amat syok mendapat anak dan cucunya ditangkap polisi akibat dugaan kasus terorisme.

"Anak saya dimana? Cucu saya kasihan masih kecil tolong dikembalikan, dia tidak tahu apa-apa saya yakin bukan pelaku teroris. Saya Bapaknya Hendra dan Kakek dari Abza, tolong beritahu dimana anak dan cucu saya kini berada," katanya dengan nada meninggi saat turun dari motor pada Ketua Rt 03 Aan Suryana yang kebetulan ada di lokasi.

Ketika itu, Nana dapat dengan dibonceng oleh anak keduanya sekaligus adik Hendra Herman Suherman (38). Nana memang mengakui perilaku Hendra mengalami perubahan usai meningkah dengan Tutin. Ia bahkan kaget saat lebaran lalu anaknya itu tak datang bersilahturahmi.

 

"Dia ketemu (Tutin) ditempat kerja di BKL, lalu kemudian menikah. Tutin itu janda beranak satu, setelah menikah dengan Hendra punya anak lagi Abza yakni cucu saya juga. Kasihan anak dan cucu saya, saya yakin keduanya tidak terlibat tapi entahlah dengan Tutin," ujarnya.

Ia menyebut Hendra adalah anak pertama dari 4 bersaudara. Hendra memilih mengontrak rumah di Kampung Padasuka Kelurahan SukamajuKaler, Kecamatan Indihiang, Kota Tasikmalaya usai menikahi Tutin. Usai pernikahan itu pula komunikasi dengannya jarang terjadi.

"Hendranya memang pemalu dan jarang bergaul. Tapi saya tahu dia sangat rajin kalau bekerja," kenangnya.

Sementara itu, Herman mengatakan sempat mengenal Tutin karena satu pekerjaan di BKL. Menurutnya dahulu Tutin tidak terbilang fanatik terhadap agama dan tak mengenakan kerudung. Tetapi belakangan ini ia menyadari Tutin kerap keluar kota dan berbisnis obat-obatan herbal.

"Tutin itu berubah jadi fanatik sekali kalau soal agama. Padahal saat kami sama-sama bekerja di BKL tidak seperti itu, malah tidak berkerudung. Saya sendiri berkeyakinan kalau Kakak saya tidak seperti yang dibayangkan," tuturnya.

Baca juga, Tutin Anggota Keluarga Terduga Teroris Buka Pengobatan Bekam.

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement