REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Korps Alumni Himpunan Mahasiswa Islam (KAHMI) sangat berduka atas meninggalnya Marie Muhammad. Meski begitu KAHMI tetap mengikhlaskan kepergian almarhum menghadap Sang Khalik. Marie wafat di Rumah Sakit Pusat Otak Nasional, Ahad (11/12) dini hari WIB.
"Seharusnya beliau berhak dimakamkan di Taman Makam Pahlawan sebab mantan menteri mendapat Bintang Mahaputera Adipradana. Tapi almarhum akan dimakamkan di Pemakaman Tanah Kusir," kata Ketua Presidium KAHMI Mahfud MD, Ahad (11/12).
Marie, kata dia, adalah pemimpin dan aktivis yang istiqamah alias lurus. "Dia tercatat sebagai menteri keuangan yang dijuluki Mr Clean karena tak pernah menggunakan jabatannya untuk keuntungan pribadi," kata Mahfud. Dia menyebut hidup Marie pun sangat sederhana. Sampai menjelang akhir hayat beliau masih peduli pada perkembangan bangsa dan negara. KAHMI, kata dia, selalu diingatkan agar terus berjuang.
Kenangan terakhir Mahfud dengan Marie sendiri yakni ketika Marie sudah berdaya dan diinfus di RS. Mahfud membesuk Marie. Saat itu, dokter mengatakan bahwa sudah empat hari Marie tak bergerak dan tak ada respons. Ketika Mahfud beserta sekjen KAHMI, bendahara KAHMI dan ketum PBHMI datang, dokter membisikkan di telinga Marie bahwa mereka datang ternyata beliau mulai berusaha bergerak, kelopak matanya sedikit bergerak dan berlinang air.
"Setelah itu tangannya bergerak dengan lemah. Kata dokter, Pak itu mau salaman dengan Bapak. Saya jawab, itu ada jarum infus, saya tak berani memegang tangannya, nanti sakit. Tapi dokter bilang tak apa-apa. Pak Marie ingin menyalami Bapak," kata dokter.
Selama Mahfud di sana selama 30 menit, Marie terus menggerakkan tangan dengan lemah, memberi isyarat bahwa beliau mendengar semua yang Mahfud bicarakan kepada istri Marie.