REPUBLIKA.CO.ID, PIDIE JAYA -- Sejumlah orang tua yang mengungsi akibat terdampak gempa 6,5 SR, Rabu (8/12) kemarin, membutuhkan berbagai keperluan untuk anak mereka. Beberapa di antara kebutuhan itu, yakni selimut serta makanan dan popok bayi.
Salah seorang pengungsi di posko pesantren Al Hijrah, Masjid Tuha, Meureudu, Pidie Jaya, Aceh, bersyukur bantuan terus mengalir ke posko mereka. Namun, dia berharap, bantuan bukan hanya difokuskan kepada orang dewasa.
"Bantuan untuk anak-anak aja. Kalau bantuan makanan beras udah cukup. Mie instan juga udah banyak Alhamdulillah," kata Nurlaila (31) kepada Republika, Sabtu (12/10).
Para pengungsi pun, kata Nurlaila, berharap adanya bantuan makanan yang bervariasi. Menurutnya, warga bukannya tidak bersyukur, namun mereka sudah terlalu sering makan mie instan di posko.
"Sehari bisa tiga kali makan mie instan. Kasihan juga anak-anak ini kan kalau banyak makan itu. Bukannya kami tidak bersyukur. Tapi apa pun itu bantuan kami terima," ujar istri dari pimpinan pesantren Al Hijrah ini.
Kepala Desa atau Keucik Gampong Masjid Tuha, Junaidi (32) membenarkan hal ini. Junaidi mengatakan, selain popok bayi, para pengungsi, khususnya perempuan sangat membutuhkan pembalut.
"Bukan cuma pampers anak tapi juga pembalut dan pampers dewasa karana ada beberapa orang tua yang sedang sakit," kata dia.
Baca juga, Menyusul Gempa, Aceh Jadi Trending Topic Dunia.
Pengungsi di posko mesjid Jamie' Baitul Aman di kecamatan Ulim, Annisa (27), juga menyatakan hal senada. Annisa yang memiliki anak berusia 4 tahun dan 9 bulan ini mengatakan, bantuan untuk anak-anak masih sangat kurang.
"Susu untuk anak yang penting, pampers, roti untuk anak, sama kalau bisa selimut juga," ujar warga desa Tijien Husen ini.