Jumat 09 Dec 2016 18:32 WIB

Banyak Bangunan di Pidie Jaya Berada di Zona Merah

Kepala Pusat Data, Informasi, dan Humas Badan Penanggulangan Bencana (BNPB) Sutopo Purwo Nugroho lokasi bencana gempa di Provinci Aceh melalui layar di ruang pemantauan bencana Gedung BNPB, Jakarta, Jumat (9/12). BNPB mengklarifikasi jumlah korban meningga
Foto: Republika/ Raisan Al Farisi
Kepala Pusat Data, Informasi, dan Humas Badan Penanggulangan Bencana (BNPB) Sutopo Purwo Nugroho lokasi bencana gempa di Provinci Aceh melalui layar di ruang pemantauan bencana Gedung BNPB, Jakarta, Jumat (9/12). BNPB mengklarifikasi jumlah korban meningga

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA –  Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) menyatakan, banyaknya bangunan yang roboh akibat gempa bumi 6,4 Skala Richter (SR) yang mengguncang Kabupaten Pidie Jaya, disebabkan berada di zona merah. “Berdasarkan indeks rawan gempa, ternyata banyak ditemukan di zona merah atau yang rawan terhadap bencana," kata Kepala Pusat Data Informasi dan Humas BNPB, Sutopo Purwo Nugroho, dalam konferensi pers di Jakarta, Jumat (9/12).

Akibat banyaknya bangunan di zona merah tersebut, banyak bangunan yang ambruk termasuk pertokoan. Apalagi bangunan-bangunan tersebut dibangun tidak tahan gempa. "Seharusnya, daerah di zona merah tersebut tidak dikembangkan permukiman padat," katanya.

BNPB saat ini sedang mendata berapa banyak bangunan yang rusak akibat gempa bumi. Pemerintah memberikan bantuan sebesar Rp 40 juta bagi masyarakat yang rumahnya mengalami rusak berat dan Rp 20 juta bagi masyarakat yang rumahnya rusak ringan. Ke depannya, BNPB akan mengembangkan rumah yang tahan gempa atau bencana sama seperti yang sudah dikembangkan di Yogyakarta.

 

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement