REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Presiden Joko Widodo (Jokowi) meminta Kepala Kantor Staf Kepresidenan (KSP) Teten Masduki untuk menangani tanggap darurat bencana gempa Aceh.
"Dalam tahap tanggap darurat saya yang diperintahkan Presiden untuk menangani," kata Teten ditemui usai rapat kabinet paripurna di Kantor Presiden Kompleks Istana Kepresidenan Jakarta, Rabu (7/12).
Ia menyebutkan kementerian-kementerian yang relevan untuk tahap tanggap darurat ini adalah Kemenkes, Kemensos, dan Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB). Ia menyebutkan saat ini dalam tahap tanggap darurat, BNPB sudah berada di Aceh. "Nanti hasil-hasilnya baru akan disampaikan," katanya.
Menurut dia, setelah tahap tanggap darurat bencana nantinya akan dilihat kebutuhan untuk rekonstruksinya.
Ia menyebutkan pihaknya akan berkoordinasi dengan BNPB dalam memutuskan skala bencana itu apakah bencana nasional atau bukan.
Sebelumnya Presiden Jokowi mengutus Teten Masduki untuk meninjau bencana gempa bumi yang terjadi di Kabupaten Pidie Jaya Aceh, Rabu. "Saya perintahkan agar semua bergerak sesuai dengan otoritasnya. Nanti Kepala Staf Kepresidenan juga meluncur ke Aceh," kata Presiden Jokowi di Istana Negara Jakarta, Rabu.
Presiden menyebutkan dirinya sudah mendapatkan laporan mengenai terjadinya bencana alam itu.
"Tadi pagi-pagi tejadi gempa di Aceh, saya sudah mendapatkan laporan," katanya. Ia menyebutkan Kepala KSP Teten Masduki langsung ke Aceh. "Ini KSP yang akan ke sana dulu," katanya.
Presiden menyebutkan akan terus mengikuti perkembangan penanganan bencana itu. "Akan terus kita ikuti, mudahan-mudahan tidak ada korban," katanya.
Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) melaporkan sebanyak 14 bangunan roboh akibat gempa bumi tektonik dengan kekuatan 6,5 Skala Richter di Kabupaten Pidie Jaya, Provinsi Aceh. "Bangunan tersebut 10 ruko roboh dan empat rumah roboh, beberapa tiang listrik roboh di Pidie Jaya, satu orang terluka," kata Kepala Pusat Data Informasi dan Humas BNPB Sutopo Purwo Nugroho.
Dia mengatakan Posko BNPB telah mengonfirmasi ke BPBD gempa tersebut tidak memicu tsunami.
Gempa, kata dia, sangat kuat dirasakan selama 15 detik di Kabupaten Pidie Jaya dan Kabupaten Pidie. Masyarakat panik dan berhamburan keluar rumah. "Ada beberapa bangunan di Ulle Glee, Kabupaten Pidie roboh. Sedangkan di Kabupaten Bireuen terdapat masjid yang rusak akibat gempa," kata dia.
Baca juga: Badan Geologi: Aceh Masuk Wilayah Zona Merah Gempa