Menjadi pertanyaan pula, mengapa PDIP tidak aktif terlibat dalam 412? Bukankah secara ideologi, PDIP senyawa dengan pesan utama parade? PDIP juga sama pendukung pemerintah dan Ahok?
"Namun kedua gerakan itu, 212 dan 412, saling memperkaya kita. Pesannya sama penting untuk pertumbuhan kita sebagai bangsa," lanjut Denny.
Dalam 212, isu utama " meminta keadilan" terhadap Ahok yang dianggap mengganggu dignity agama. Hal itu berakibat terganggunya ruang publik keberagaman yang saling menghormati.
Dalam 412 dikokohkan Indonesia untuk semua, apapun agama dan sukunya. Musuh bersama adalah kebodohan dan kemiskinan, bukan sesama anak bangsa yang berbeda identitas.
Denny menambahkan, selesai pilkada DKI, semua harap Jakarta dan Indonesia merekat kembali. Ketegangan hari-hari ini, jika ada, semoga justru menjadi simulasi mencari pola kebersamaan yang lebih saling respek.
"Dan kitapun belajar menjadi pemimpin tak cukup hanya piawai membuat kali menjadi bersih, dan mantap dalam menata kota. Namun pemimpin harus juga piawai menata emosi manusia di dalamnya. Warga itu punya hati dan keyakinan yang perlu dihormati."