Ahad 04 Dec 2016 11:25 WIB

Warga: CFD Harusnya Jadi Ajang Santai Keluarga, Bukan Agenda Politik

Rep: Ahmad Islamy Jamil/ Red: Bilal Ramadhan
Peserta Parade Kebudayaan membawa atribu partai dalam mengikuti aksi di Jakarta pada Ahad (4/12).
Foto: Republika/Amri Amrullah
Peserta Parade Kebudayaan membawa atribu partai dalam mengikuti aksi di Jakarta pada Ahad (4/12).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Parade kebudayaan yang digelar pada Ahad ini (4/12) diwarnai dengan atribut-atribut partai politik. Hingga Parade Kebangsaan berakhir pada pukul 11.00 WIB, atribut-atribut partai Golkar dan Nasdem masih terlihat di sekitar Bundaran HI.

Salah satu warga Ibu Kota, Indah Susi Asih (53 tahun), mengaku kesal dengan nuansa politis pada acara Parade Kebudayaan di kawasan car free day (CFD).

Menurut dia, parpol-parpol yang membawa atribut di acara tersebut telah menunjukkan etika yang tidak baik, karena menunggangi aktivitas publik dengan kepentingan politik mereka.

"Ini sudah enggak bener. CFD yang seharusnya jadi ajang bersantai bersama keluarga, kok malah ditunggani dengan agenda-agenda politik partai," ucapnya.

Ketua Panitia Parade Kebudayaan, Viktor S Laiskodat, sebelumnya menegaskan aksi Parade Kebudayaan digelar bukan untuk mendukung salah satu calon gubernur DKI tertentu. Kalau ada selebaran Parade Kebudayaan yang menyatut tulisan dukungan terhadap pasangan calon Gubernur DKI tertentu, Viktor menegaskan itu bukan dari panitia.

''Itu dari orang yang memang bertujuan tidak benar atas kegiatan parade Kebudayaan. Jadi tidak ada kampanye atau pun demo," kata Viktor. Partai Golkar dan Partai Nasdem merupakan dua dari empat partai pendukung pasangan Basuki Tjahaja Purnama/Djarot Saiful Hidayat

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement