REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman, Luhut Binsar Panjaitan menilaikeputusan Presiden Joko Widodo untuk hadir di tengah aksi doa bersama di kawasan Monas, Jakarta Pusat, sangat tepat. Hal tersebut menggambarkan kebersamaan antara pemimpin dan rakyatnya.
Luhut mengatakan, kehadiran Presiden Jokowi dalam aksi damai 2 Desember di Lapangan Monas, mematahkan opini yang menyebut bahwa Presiden memiliki "gap" (celah) dengan rakyatnya sendiri.
"Jadi ada orang yang pernah bilang Presiden ada 'gap' dengan rakyatnya, ya tidak lah. Beliau turun, salam-salaman. Saya ada di sana (aksi 212). Jadi bagus lah," katanya.
Menurut mantan Menko Polhukam itu, keputusan Presiden Jokowi untuk menyambangi para peserta doa bersama adalah hal yang bagus. Ucapan terima kasih Kepala Negara juga dinilai telah ikut membangun kebersamaan.
"Beliau tadi mengkaji itu, lalu beliau sampaikan terima kasihnya kepada rakyat Indonesia yang hadir di sana, dan itu membangun kebersamaan," ujarnya.
Seperti diberitakan sebelumnya, Presiden Joko Widodo (Jokowi) menyampaikan penghargaan dan terima kasih yang setinggi-tingginya kepada masyarakat yang mengikuti aksi doa bersama dengan tertib.
Presiden menyatakan berterima kasih atas doa dan dzikir yang telah dipanjatkan untuk keselamatan bangsa dan negara. Mantan Gubernur DKI itu juga berkali-kali mengumandangkan takbir saat berpidato dan disambut dengan sangat antusias oleh ribuan peserta aksi doa bersama.
"Yang pertama terima kasih atas doa dan dzikir yang telah dipanjatkan untuk keselamatan bangsa dan negara kita. Allahu akbar, allahu akbar, allahu akbar!" Kata Presiden.
Presiden juga menyampaikan penghargaan setinggi-tingginya karena acara tersebut tertib dan berjalan dengan baik. "Sekali lagi terima kasih dan selamat kembali ke tempat asal masing-masing, ke tempat tinggal masing-masing, terima kasih," katanya.