REPUBLIKA.CO.ID, BANYUMAS -- Raskin yang sudah tidak layak untuk dikonsumsi, masih saja ditemukan di Kabupaten Banyumas. Temuan raskin tidak layak konsumsi ini, diketahui petugas distribusi Desa Dukuhwaluh Kecamatan Kembaran, Sutiarjo, saat hendak membagikan raskin pada yang berhak, Rabu (30/11).
"Kami menemukan ada tiga kantong beras yang sudah tidak layak konsumsi. Kondisi beras sudah menguning, lapuk, berbau apak dan menggumpal. Kalau tangan dimasukkan ke dalam karung, akan tertempel tepung beras yang warnanya sudah kuning," katanya, Kamis (1/12).
Menurutnya, tiga kantung raskin berbobot masing-masing 15 kg yang sudah tidak layak konsumsi tersebut, ditemukan di dua tempat berbeda. Masing-masing dua kantung di wilayah RT 5 RW II dan satu kantung RT 1 RW IX.
Mengetahui hal ini, Rustiharjo langsung memberitahu pihak pemerintah desa yang kemudian melaporkan ke kantor kecamatan. "Sebelumnya, pembagian raskin di desa kami sebenarnya tidak pernah seperti ini. Baru sekarang ini kualitas raskin yang kami terima benar-benar sudah tidak layak konsumsi," katanya.
Kepala Desa Dukuhwaluh, Sidun Suharyanto, mengatakan setelah mendapatkan laporan adanya raskin yang berkualitas buruk, langsung melaporkan ke pihak kantor kecamatan. Selanjutnya kemudian meminta Bulog Banyumas agar segera mengganti dengan beras yang masih berkualitas baik.
Setelah mendapat laporan itu, pihak Bulog langsung datang ke kantor desa dan melakukan penukaran raskin dengan raskin yang kualitasnya lebih baik. Bahkan bukan hanya tiga kantong yang dipastikan sudah tidak layak konsumsi, namun 14 kantung raskin yang masih ada di kantor desa juga ditukar.
Dia menjelaskan, setiap bulan desanya mendapat jatah raskin sebanyak 399 kantung seberat masing-masing 15 kg. Sehari setelah raskin diterima, biasanya langsung didistribusikan pada warga yang berhak melalui ketua RT masing-masing.
Juru bicara Bulog Sub Divisi Regional IV Banyumas M Priyono, saat dikonfirmasi kejadian itu membenarkan adanya temuan raskin yang tidak layak konsumsi di Desa Kedungwuluh. "Beras yang menggumpal tersebut sudah kita tarik dan kita tukar dengan beras yang masih baik," katanya.
Menurutnya, raskin yang menggumpal tersebut kemungkinan disebabkan karena terkena air hujan. "Sebenarnya beras yang terkena air hujan sudah dipisah, tapi ternyata ikut terbawa dibagikan. Kami langsung menukar raskin tersebut dengan beras yang baru," katanya.