Kamis 24 Nov 2016 01:01 WIB

Gempa Guncang Bali Lombok tak Berpotensi Tsunami

Rep: Kabul Astuti/ Red: Indira Rezkisari
Alat pendeteksi gempa
Foto: Wikipedia
Alat pendeteksi gempa

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Gempa bumi tektonik mengguncang wilayah Lombok Barat dan Karangasem Bali, Rabu (23/11). Hasil analisis Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) menunjukkan gempa bumi terjadi pada pukul 23.21 WIB dengan kekuatan 4,7 Skala Richter.

"Episenter terletak pada koordinat 8,45 LS dan 115,93 BT, tepatnya di Selat Lombok pada jarak 23 km arah barat laut Kota Mataram pada kedalaman 24 km," kata Kepala Bidang Informasi Gempabumi dan Peringatan Dini Tsunami BMKG, Daryono, kepada Republika.co.id, Kamis (24/11) dini hari.

Ia mengungkapkan, peta tingkat guncangan BMKG menunjukkan bahwa dampak gempa bumi berupa guncangan dirasakan di Ampenan, Rembiga, Tanjung, dan Sengigi, dalam skala intensitas  II SIG BMKG (III-IV MMI). Sementara di Karangasem, Culik, Kubu, dan Manggis, guncangan dirasakan dalam skala intensitas II SIG BMKG (III MMI).

Menurut laporan, di Kota Mataram Lombok Barat guncangan gempa bumi ini dirasakan sangat kuat oleh banyak orang hingga warga yang belum tidur berhamburan keluar rumah.

Ditinjau dari kedalaman hiposenternya, lanjut Daryanto, gempa bumi ini merupakan jenis gempa bumi dangkal yang terjadi akibat aktivitas sesar aktif. Peta tektonik Bali-Lombok menunjukkan bahwa di sebelah utara Pulau Lombok dan Bali terdapat struktur sesar naik yang merupakan terusan dari Sesar Naik Flores (Flores Thrust) dari timur.

Daryanto menambahkan, sesar ini sangat aktif dalam membangkitkan gempa-gempa dangkal di Lombok dan Bali. Namun demikian, untuk memastikan gempa bumi ini dipicu aktivitas sesar naik Flores yang jalurnya hingga di utara Lombok dan Bali perlu dilakukan kajian lebih lanjut.

"Hasil monitoring BMKG hingga pukul 24.00 WIB belum terjadi aktivitas gempa bumi susulan. Masyarakat pesisir pantai Lombok Barat dan Karangasem Bali diimbau agar tetap tenang karena gempa bumi yang terjadi tidak berpotensi tsunami," ujar dia.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement