Selasa 22 Nov 2016 11:59 WIB

Setnov Jadi Ketua DPR, Pengamat: Golkar Sudah Enggak Punya Prinsip

Rep: Dadang Kurnia/ Red: Esthi Maharani
 Ketua Umum Partai Golkar, Setya Novanto.
Foto: Republika/Raisan Al Farisi
Ketua Umum Partai Golkar, Setya Novanto.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Pakar politik Universitas Indonesia Maswadi Rauf menilai, keinginan Partai Golkar untuk mengembalikan jabatan ketua DPR ke tangan Setya Novanto (Setnov), sangat mengejutkan rakyat. Apalagi, Mahkamah Kehormatan Dewan (MKD) sudah pernah menyatakan Setnov melanggar etika dalam kasus 'papa minta saham'. Meskipun, pada akhirnya, vonis MKD tidak dikeluarkan lantaran yang bersangkutan terlebih dahulu mundur dari jabatannya.

"Saya pikir (penunjukan Setnov kembali menjadi ketua DPR) itu mengagetkan rakyat banyak," kata Maswadi saat dihubungi Republika, Selasa (22/11).

Tak hanya itu, menurut Maswadi, penunjukan Setnov kembali menjadi ketua DPR, menunjukan Partai Golkar tidak lagi punya prinsip menarik simpati masyarakat. Menurutnya, partai berlambang pohon beringin itu mengambil keputusan hanya berdasar kepentingan para pimpinan partai saja.

"Golkar ini sudah enggak punya prinsip menarik simpati masyarakat banyak. Dia sudah bekerja berdasarkan apa yang baik menurut pimpinan DPP Golkar itu saja," terang Maswadi.

 

Diketahui, dalam rapat pleno Partai Golkar‎ memutuskan rencana mengembalikan posisi Setnov sebagai Ketua DPR. Setnov rencananya akan menggeser posisi Ketua DPR sekarang Ade Komarudin.

Seberapa tertarik Kamu untuk membeli mobil listrik?

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement