Senin 14 Nov 2016 13:08 WIB

KAI Reaktivasi Tiga Jalur Rel Kereta

Rep: Intan Pratiwi/ Red: Nidia Zuraya
Rel kereta api, ilustrasi
Foto: Blogspot
Rel kereta api, ilustrasi

REPUBLIKA.CO.ID,  JAKARTA -- PT Kereta Api Indonesia (Persero) atau KAI bersama Direktorat Jendral Kereta Api Kementerian Perhubungan melakukan reaktivasi tiga jalur yang ditargetkan selesai pada kuartal pertama 2017. Tiga jalur tersebut adalah jalur kereta Bandara Soekarno Hatta, jalur kereta api Makasar menuju Pare Pare, dan jalur kereta Bandara Minangkabau Padang.

Direktur Utama PT KAI, Edi Sukmoro, mengatakan reaktivasi tiga jalur tersebut ditargetkan selesai pada kuartal pertama 2017. Nantinya, ketika sudah selesai pengoperasian ditagertkan pada Juni 2017.

"Kita sedang reaktivasi beberapa rel yang sedang kita kerjakan. Targetnya kuartal pertama nanti sudah selesai pembangunan dan teknis. Semoga bisa dioperasikan segera paling lambat bulan Juni," ujar Edi di Jakarta Railway Centre, Senin (14/11).

Edi mengatakan untuk rencana yang akan datang KAI dan Ditjen KAI Kemenhub juga akan mereaktivasi tiga jalur lagi. Pertama, rel bandara Adi Soemarmo Solo, Bandung Ciwidey dan Yogyakarta-Borobudur. Ketiga rencana tersebut saat ini sedang memasuki tahap studi kelayakan.

Edi mengatakan untuk Bandara Adi Somearmo sendiri salah satu permintaan Presiden untuk segera dipercepat pengerjaanya. Memang ada beberapa kendala dengan menyesuaikan jalur dan ada beberapa jalur yang masih dimukimi penduduk.

Hal yang sama juga terjadi di Jalur Yogyakarta-Magelang menuju kawasan wisata Candi Borobudur. Edi mengatakan memang sudah ada jalur yang existing dari Yogyakarta menuju Magelang. Namun jalur tersebut sudah banyak dipadati penduduk, sehingga perlu adanya upaya pembebasan lahan.

"Yogyakarta-Magelang itu sudah existing. Magelang-Borobudur itu belum ada. Jadi nanti ada kerja sama. Itu banyak perumahan. Nanti ada trase baru," ujar Edi.

Sedangkan untuk Bandung menuju Ciwidey sendiri sudah ada rel yang existing. Namun memang masih membutuhkan studi kelayakan lebih lanjut, mengingat jalur yang menembus pegunungan sehingga kajian keselamatan perlu diperdalam.

"Itu jalurnya sudah padat. Trek atau jalur sudah ada. Tapi ini masih hitungan untuk reaktivasi. Ada tantangan pembebasan lahan juga, nanti diliat lagi, masih dalam tahap hitungan semua," ujar Edi.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement