Ahad 26 Oct 2025 14:50 WIB

Kereta Anjlok Terus Berulang, Pimpinan Komisi V Minta Kemenhub Lakukan Audit Keselamatan Independen

Rentetan kasus kereta api anjlok terus terjadi dalam beberapa bulan terakhir.

Petugas mengamati gerbong belakang dari Kereta Api Purwojaya relasi Gambir – Kroya yang mengalami anjlok di Emplasemen Stasiun Kedunggedeh, Kabupaten Bekasi, Jawa Barat, Sabtu (25/10/2025). PT KAI masih menyelidiki penyebab anjloknya gerbong kereta api jarak jauh itu serta menutup jalur guna memastikan keamanan perjalanan kereta api lainnya.
Foto: ANTARA FOTO/M Ali Khumaini
Petugas mengamati gerbong belakang dari Kereta Api Purwojaya relasi Gambir – Kroya yang mengalami anjlok di Emplasemen Stasiun Kedunggedeh, Kabupaten Bekasi, Jawa Barat, Sabtu (25/10/2025). PT KAI masih menyelidiki penyebab anjloknya gerbong kereta api jarak jauh itu serta menutup jalur guna memastikan keamanan perjalanan kereta api lainnya.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA – Rentetan kasus kereta api anjlok yang terus terjadi dalam beberapa bulan terakhir menjadi sorotan banyak kalangan. Wakil Ketua Komisi V DPR RI Syaiful Huda mendesak Kementerian Perhubungan (Kemenhub) melakukan audit keselamatan independen untuk memastikan objektivitas rekomendasi perbaikan layanan kereta api di tanah air.

“Kasus kereta api anjlok dalam beberapa bulan terakhir terus terjadi. Agustus lalu setidaknya ada tiga kasus yakni anjloknya KA Argo Bromo di Subang, KRL di Stasiun Jakarta Kota, lalu ada Kereta Kuala Stabas di Lampung. Bulan ini kembali terjadi yakni Kereta Purwojaya di Kedunggede Bekasi. Meski tidak ada korban jiwa tetapi kasus ini tidak bisa dianggap sepele,” ujar Syaiful Huda dalam keterangannya, Ahad (26/10/2025).

Tidak ada kode iklan yang tersedia.
Baca Juga

Huda mengatakan, dalam beberapa tahun terakhir, kereta api merupakan tulang punggung transportasi nasional. Berdasarkan data BPS rata-rata jumlah total penumpang kereta api per tahun mencapai ratusan juta. Tahun 2023 total penumpang kereta api nasional baik kereta api jarak jauh, lokal, maupun commuter mencapai 365 juta, tahun 2024 penumpang kereta api mencapai 504-505 juta.

“Tingginya jumlah penumpang per tahun ini harusnya dimaknai betapa kereta api telah menjadi tulang punggung transportasi nasional sehingga setiap insiden kecelakaan KA harus menjadi fokus perhatian untuk evaluasi dan perbaikan,” katanya.

Dia menegaskan, tingginya intensitas kereta anjlok merupakan bentuk krisis keselamatan transportasi di tanah air. Menurutnya, ada tiga masalah utama yang seringkali menjadi pemicu kecelakaan kereta api di Indonesia yakni usia prasarana, akumulasi kerusakan sarana, dan adanya cacat prosedur operasional.

“Kami menilai tingginya insiden kereta api di Indonesia membutuhkan intervensi kebijakan, regulasi, dan aksi konkret yang radikal mengingat tingginya jumlah penumpang untuk moda transportasi ini,” katanya.

Legislator asal Jabar VII ini mendesak Kemenhub mengambil langkah konkret agar kecelakaan kereta api baik jarak jauh, lokal, maupun comuter tidak terulang. Langkah tersebut di antaranya melakukan peremajaan infrastruktur dengan teknologi terbaru. Jalur rel yang berusia tua harus diremajakan. Selain itu harus ada teknologi pengawasan rel seperti track geometry measurement system untuk memindai kerusakan rel secara otomatis.

"Sudah saatnya kita beralih dari perawatan korektif yang menunggu kerusakan menjadi perawatan prediktif berbasis data sensor, seperti praktik yang diterapkan di negara maju," ujarnya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement

Rekomendasi

Advertisement