REPUBLIKA.CO.ID, SAMARINDA -- Gerakan Pemuda Ansor Kalimantan Timur mengecam aksi pengeboman yang dilakukan oleh oknum di gereja Oikumene Sengkotek Samarinda, Kalimantan Timur, Ahad pagi (13 /11). Ketua GP Ansor Kaltim Fajri Alfaroby mengatakan, kejadian tersebut jelas merupakan tindakan kriminal yang tidak bisa ditoleransi oleh agama manapun.
"Kami berharap khususnya aparat kepolisian untuk tidak gentar dan bertindak cepat mengusut pelaku dan jaringan teror bom tersebut, termasuk juga berbagai rangkaian aksi bom lain yang sebelumnya juga marak terjadi," ucap Roby.
Dia mengharapkan, masyarakat terus waspada terhadap bahaya ini, termasuk segala bentuk pikiran-pikiran yang menghalalkan aksi teror dan kekerasan terjadi di wilayah Indonesia. "Masyarakat harus tetap terus menjaga perdamaian dan waspada pada gerakan anti Pancasila, Binneka Tunggal Ika dan keutuhan NKRI," ujarnya.
Sebuah ledakan diduga bom terjadi di depan Gereja Oikumene di Jalan Dr Cipto Mangunkusumo, Samarinda, Kalimantan Timur, Ahad (13/11), mengakibatkan sedikitnya empat orang terluka. Ledakan tersebut diduga berasal dari sebuah tas diduga berisi bom molotov yang dilempar pelaku yang kini sudah diamankan di Markas Kepolisian Resor Kota Samarinda.
Tim Gegana Polda Kaltim dan aparat kepolisian melakukan sterilisasi tempat ledakan untuk melakukan olah TKP dan menyelidiki jenis bom yang meledak. ementara empat orang terluka dalam ledakan itu yang sebagian anak-anak dan balita telah dibawa ke rumah sakit terdekat untuk mendapat perawatan medis.