REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Presiden Joko Widodo (Jokowi) mengatakan insiden saling menghujat ataupun mengejek di media sosial bukan tindakan yang mencerminkan kepribadian bangsa Indonesia.
"Apakah itu budi pekerti yang ditanamkan kepada kita? Saya kira tidak. Ini ada infiltrasi lewat media sosial yang kita tidak sadar dan tidak kita saring," kata Jokowi di Balai Kartini, Jakarta, Rabu (9/11).
Menurut Jokowi, dia telah menyarankan Kementerian Komunikasi dan Informatika untuk membuat etika berinternet dan berbahasa serta bertutur kata dalam dunia maya. Kepala Negara berharap dengan mengatur etika dalam dunia maya, maka dapat memberi pengaruh baik bagi masyarakat.
"Menjadi Indonesia berarti setiap orang, setiap organisasi harus berjiwa Pancasila, berjiwa Bhineka Tunggal Ika, menjunjung tinggi toleransi, berjiwa gotong-royong," kata Presiden.
Dalam beberapa hari terakhir, Presiden menyambangi sejumlah ormas Islam antara lain Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) dan PP Muhammadiyah juga untuk bersilaturahim dan membicarakan upaya damai membangun bangsa. Dalam kunjungannya itu, Jokowi juga mengapresiasi upaya ormas Islam dalam menjaga ketertiban saat unjuk rasa 4 November lalu.