REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Wakil Ketua MPR RI, Fahri Hamzah, mengimbau pimpinan negara Indonesia agar sangat cermat dan berhati-hati dalam menyikapi aksi demo pada Jumat, 4 Nopember lalu, karena jika salah antisipasi dapat berakibat fatal.
"Aksi demo 411 lalu, adalah gerakan massa yang jika tidak disikapi secara cermat, dapat menjadi gelombang massa yang lebih besar lagi," kata Fahri Hamzah, pada diskusi "Dialektika: Siapa Aktor Demo
411" di Gedung MPR/DPR/DPD RI, Jakarta, Selasa.
Menurut Fahri, aksi demo umat Islam pada Jumat, 4 Nopember lalu, menunjukkan negara belum mengambil peran penting dalam mengantisipasi persoalan yang muncul di tengah masyarakat.
Politisi Partai Keadilan Sejahtera (PKS) ini melihat, persoalan muncul bermula dari pernyataan Gubernur DKI Jakarta yang membicarakan soal ayat dalam Alqur'an yang di luar dari agamanya, pada saat melakukan kunjungan kerja. "Pernyataan Gubernur DKI Jakarta ibarat memasuki ruang privat di kamar lainnya yang diketahui isi dan reaksinya," katanya.
Menurut dia, pernyataan tersebut memunculkan reaksi dari masyarakat, tapi negara lamban menyikapinya dan malah memberikan tafsir-tafsir. Kelambanan ini, kata dia, yang kemudian membuat elemen-elemen
umat Islam yang meminta negara segera menangani persoalan ini kemudian turun ke jalan melakukan aksi demo.
Pada kesempatan tersebut, Fahri meminta agar negara melalui Polri dapat segera menyikapinya melalui proses hukum.