REPUBLIKA.CO.ID,JAKARTA -- Badan Koordinasi (Badko) HMI wilayah Jawa Tengah dan Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) berkonsolidasi pascapenangkapan Sekretaris Jenderal Pengurus Besar Himpunan Mahasiswa Islam (PB HMI) Amijaya.
Ketua Umum Badko HMI Jateng-DIY Husnul Mudhom segera memerintahkan untuk konsolidasi dengan cabang-cabang dan menunjuk kuasa hukum guna mengawal kasus ini hingga selesai. Sekaligus sebagai pesan konsistensi keluarga besar HMI untuk mengawal dugaan kasus penistaan agama Basuki Tjahaja Purnama atau Ahok.
Husnul Mudhom berpendapat bahwa apa yang dilakukan oleh pihak kepolisian lebih seperti gaya PKI yang mengedepankan sifat radikal daripada azas kekeluargaan. Ia mengatakan PB HMI akan datang ke kepolisian dengan sukarela jikalau memang dibutuhkan keterangannya terkait aksi.
“Seharusnya yang ditangkap oleh kepolisian adalah Ahok yang selama beberapa bulan terakhir membuat gaduh seluruh Indonesia sampai Umat Islam melakukan aksi di berbagai daerah, bukan PB HMI yang baru beberapa hari terakhir melakukan aksi” kata Husnul dalam keterangan persnya, Selasa (8/11).
Dalam waktu dekat, seluruh cabang di Badko HMI Jateng-DIY sendiri akan menggelar aksi solidaritas. "HMI tidak akan pernah berdamai dengan kedzaliman. HMI siap menjadi martir terdepan untuk mengawal kasus ini karena kita tahu yang kita lawan bukan hanya Ahok, tetapi rezim besar yang berdiri di belakangnya juga. Bagi HMI hukumnya adalah jihad fi sabilillah," tegas Husnul.
Sekjen PB HMI ditangkap di Sekretariat PB HMI,Jakarta Selatan, Senin (7/11) sekitar pukul 23.00 WIB. Penangkapan sekjen PB HMI diduga ada kaitannya tentang dugaan HMI sebagai provokator dalam demonstrasi 4 November, Jumat (4/11).