Senin 07 Nov 2016 22:10 WIB

Menko PMK Minta Pengajaran Sejarah Tidak Monoton

Rep: Umi Nur Fadhilah/ Red: Bayu Hermawan
Menko PMK Puan Maharani
Foto: istimewa
Menko PMK Puan Maharani

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Menteri Koordinator Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (Menko PMK) Puan Maharani meminta pelajaran sejarah tidak monoton atau membebani anak-anak dalam belajar.

"Yang pasti anak-anak jangan sampai merasa terbebani, anak-anak harus bisa menghayati dan mengikuti, tentu saja mereka harus tahu apa yang mereka hayati dalam arti bagaimana sejarahnya," katanya dalam acara Konferensi Nasional Sejarah (KSN) X di Jakarta, Senin (7/11).

Puan mengatakan, pelajaran sejarah sejarah seharusnya tidak diajarkan secara monoton alias membaca dan menghafal isi buku. "Tak mungkin kita habiskan waktu membaca terus," ucapnya.

Menurut Puan, minimnya implementasi sejarah dalam kehidupan sehari-hari, justru mempersulit anak-anak dalam mengingatkan tentang Indonesia. Ia tidak menampik, dewasa ini, jiwa nasionalisme generasi muda sudah terkikis, contohnya, melupakan sejarah

"Jadi KNS X adalah penting menjadi salah satu momentum untuk meluruskan sejarah untuk menjadi bangsa besar," jelasnya.

Puan menegaskan para pelajar harus mengetahui bagaimana seharusnya hidup berbangsa dan bernegara yang benar. Sementara tugas pendidik dan pemerintah, yakni, bagaimana Pancasila dan Bhinneka Tunggal Ika serta UUD 1945 bisa dimplemetasikan pada seluruh rakyat Indonesia.

"Mungkin yang dulu ikuti alur kegiatan ini (KSN sejah 1928) paham, tapi kan anak-anak, bahwa masa depan ini belum paham. Ini yang harus dilakukan," ujarnya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement