Jumat 04 Nov 2016 21:38 WIB

Korban Kericuhan Dilarikan ke RS Budi Kemuliaan

Seorang demonstran mengibarkan bendera dalam aksi dalam aksi 4 November di Jakarta, Jumat (4/11).
Foto: Antara/Akbar Nugroho Gumay
Seorang demonstran mengibarkan bendera dalam aksi dalam aksi 4 November di Jakarta, Jumat (4/11).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Aksi kericuhan terjadi setelah massa selesai melakukan aksi damai 'Bela Islam Jilid II' pada Jumat (4/11) waktu maghrib. Banyak korban cedera dalam insiden kericuhan yang pecah selepas Isya dan kini sudah mereda tersebut.

Dr Syarif Darmawan dari Rumah Sakit Dompet Dhuafa mengatakan ada 30 korban yang menyelamatkan diri ke resto di sekitar lokasi insiden di jalan Abdul Muis. Mereka ada yang mengalami sesak nafas, mata pedih, dan luka akibat terinjak-injak.

''Dari 30 orang, dua orang dilarikan ke rumah sakit Budi Kemuliaan yang jaraknya memang sekitar setengah kilo dari sini,'' kata Syarif kepada Republika.co.id, Jumat (4/11) malam.

Syarif mengatakan dua korban yang dilarikan ke RS Budi Kemulian itu mengalami gangguan sesak nafas. Meski sudah diberi pertolongan, keduanya masih mengalami sesak nafas sehingga akhirnya dilarikan ke rumah sakit.

Sementara, selebihnya masih bisa ditangani di tempat darurat di ruang mushalah di salah satu resto di jalan Abdul Muis tersebut. Termasuk korban yang mengalami cedera akibat terinjak-injak badannya. ''Ketika diperiksa paru-parunya, tidak ada pecah paru-paru atau patah tulang paru-paru,'' katanya.

Salah satu saksi mata yang tidak ingin disebutkan namanya, sebelumnya mengatakan kericuhan dipicu dari aksi segerombolan orang yang memakai label komponen HMI (Himpunan Mahasiswa Islam) memprovokasi aparat kepolisian dengan lemparan botol.

''Massa berlabel komponen HMI memprovokasi polisi dengan melempari botol minuman,'' kata saksi mata kepada Republika.co.id, di Jakarta, Jumat (4/11) malam. ''Polisi jadi represif dan melepaskan tembakan gas air mata.''

Saksi mata yang merupakan demonstran dari komponen masyarakat umum saat itu sedang berada di belakang kelompok HMI. Kelompok berlabel HMI yang jumlahnya tidak lebih dari 20 orang itu berhadap-hadapan langsung dengan aparat kepolisian.

''Awalnya ada lemparan botol, lalu ada lepasan tembakan gas air mata,'' kata saksi mata yang terkena tembakan gas air mata pada bagian kakinya. ''Kejadiannya persis selepas adzan Isya.''

Saksi mata yang datang dari Grogol, Jakarta Barat itu langsung melarikan diri ke arah jalan Abdul Muis. Dia mendapat perawatan di mushalah salah satu resto di sana.

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement