Jumat 04 Nov 2016 13:43 WIB

Silakan Makan, Insya Allah Halal

Rep: Ratna Puspita/ Red: Indira Rezkisari
Anggota FPI, Yuni, membagikan nasi bungkus kepada pendemo usai shalat Jumat di Bundaran Patung Kuda, Jumat (4/11).
Foto: Republika/Ratna Puspita
Anggota FPI, Yuni, membagikan nasi bungkus kepada pendemo usai shalat Jumat di Bundaran Patung Kuda, Jumat (4/11).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Perempuan bekerudung hitam dan bercadar menyapa jamaah laki-laki yang baru saja selesai shalat Jumat di bundaran Patung Kuda, Jakarta Pusat, Jumat (4/11). Dia menyapa sembari menyodorkan bungkusan nasi. "Silakan makan, bapak. Ini dari FPI. Insya Allah halal," kata Yuni (33 tahun). Di bagian punggung jaket yang Yuni kenakan tertulis: Mujahid Pembela Islam, Hidup Mulia atau Mati Syahid.

Panas matahari tidak menghalangi Yuni berdiri untuk membagikan nasi dan air mineral kepada jamaah yang melintas di depan Gedung Sapta Pesona. Sebuah truk besar menurunkan bungkusan-bungkusan nasi dan puluhan kotak makanan.

Sebagian jamaah yang selesai shalat Jumat menerima bungkusan berisi nasi dan lauk dari Yuni. Jamaah itu tidak hanya pengunjuk rasa tuduhan penistaan agama oleh Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama atau Ahok, melainkan juga karyawan di sekitar Bundaran Patung Kuda.

"Tolong nanti bekas makanannya dibuang ke tong sampah, bapak," ujar Yuni ketika membagikan makanan.

Tidak hanya dari FPI, posko makanan juga didirikan oleh Forum Perempuan Bicara, organisasi perempuan di bawah Forum Umat Islam‎. Sekjen Forum Perempuan Bicara‎ Umu Hafiz (‎48 tahun) mengatakan Forum Umat Islam menampung sumbangan dari ormas-ormas kecil. "Mereka yang tidak terakomodir menyumbang lewat kami. Termasuk para perempuan yang tidak punya ormas," kata dia kepada Republika.co.id.

Ummu mengatakan Forum Perempuan Bicara menggerakkan penggalangan dana selama dua hari. Sumbangan pun datang dari berbagai ‎daerah, termasuk Papua. "Mereka mau ikut aksi tetapi terlalu jauh sehingga transfer dana," ujar dia.

Ummu enggan menyebutkan dana yang terkumpul. Namun, dana itu dibelanjakan untuk membeli makanan, buah, dan air. Selanjutnya, dia mendirikan posko logistik di dua titik, yaitu depan Gedung Sapta Pesona dan Masjid Istiqlal. "Kami juga sudah persiapkan konsumsi bagi yang menginap," kata dia.

Ummu mengatakan ‎makanan, air, dan buah itu dibagikan bagi siapa saja. Tidak hanya anggota Forum Umat Islam, namun seluruh pendemo. "Bahkan, siapapun yang meminta," ujar dia.

Tidak sulit menemukan posko logistik bagi para pengunjuk rasa. Posko bukan hanya didirikan oleh kelompok yang berunjuk rasa. Karyawan PLN juga mendirikan posko di depan Kantor PLN, dekat Tugu Tani, Jakarta Pusat. Massa akan mendapatkan roti dan air mineral.

Posko kesehatan juga dengan mudah ditemui di sekitar Monas. Misalnya, Mer-C dan Tim Medis Gerakan Nasional Pendukung Fatwa MUI menyediakan ambulans di dekat Patung Kuda.

Usai shalat Jumat, pengunjuk rasa mulai melakukan orasi di sejumlah titik. Beberapa pengunjuk ‎rasa juga saling mengingatkan untuk membuang sampah pada tempatnya dan tidak menginjak taman. "Nanti kalau rusak, kita dihina dan Islam juga yang jelek," ujar seorang bapak ketika meminta dua perempuan tidak menginjak rumput di sisi Patung Kuda.

Pendemo membagikan makanan gratis bagi siapapun di lokasi unjuk rasa (Republika/Ratna Puspita)

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement