REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Presiden Joko Widodo menemui Ketua Umum Partai Gerindra, Prabowo Subianto, di kediamannya di Desa Bojong Koneng, Hambalang, Bogor, Jawa Barat, Senin (31/10). Pertemuan tersebut mengundang banyak pertanyaan publik karena berlangsung di saat situasi politik DKI Jakarta dan dugaan penistaan agama Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahja Purnama atau Ahok semakin memanas.
Pengamat politik LIPI, Siti Zuhro menilai kunjungan Jokowi ke Prabowo lebih kepada unsur politik. Namun, Zuhro tidak bisa memprediksi persoalan apa yang dibicarakan oleh kedua tokoh tersebut.
“Kalau misalnya mengenai penistaan agama dan keresahan masyarakat Muslim menurut saya Pak Prabowo bukan yang sedang memimpin organisasi massa Islam. jadi tentu tidak akan memberikan solusi,” kata Zuhro, Senin (31/10).
Kendati demikian, menurut Zuhro, tidak menutup kemungkinan Jokowi membicarakan persoalan diantaranya Pilkada DKI Jakarta. Jokowo ingin mengajak Prabowo berperan dalam menciptakan pilkada yang aman dan lebih baik.
Termasuk juga membicarakan demo terkait dugaan penistaan agama Ahok yang semakin meluas. Namun, dalam persoalan ini, Zuhro menegaskan, Prabowo tidak akan bisa berbuat banyak guna meredam gejolak pada umat Islam.
“Jadi sembuhkan penyakit dari akar penyakitnya, jadi walaupun dikunjungi tidak akan meredam ketersinggungan umat Islam terhadap penistaan agama,” kata Zuhro.