REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Wakil Ketua DPR Fahri Hamzah tak henti-hentinya mengkritik Presiden Joko Widodo. Kali ini ia mencermati kinerja legislasi pemerintah yang dianggapnya belum berjalan baik.
"Saya gemes dengan banyak hal karena Pemerintah sibuk di ujung dan di hulu semua diabaikan. #KinerjaLegislasiPemerintah," ujar Fahri lewat kicauan di Twitter, Kamis (20/10).
Fahri pun meminta Presiden 'kembali' ke Istana dan meneken serta membuat peraturan teknis negara. Menurutnya pemilu masih lama. Sudahnya saatnya presiden mencurahkan isi pikirannya serta berhenti menjadi Wali Kota.
"Pemilu masih lama tuan Presiden. Ini ujung 2016 dan pemilu di tengah 2019. Berhentilah jadi wali kota. Berbicara dan berpidato lah keluarkan isi pikiranmu revolusi mu itu," katanya.
Sebelumnya Fahri juga tak dapat menyembunyikan kekecewaannya atas pemerintahan yang berjalan selama dua tahun. "Rasanya tidak bisa kita sembunyikan rasa kecewa," ujar Fahri Hamzah lewat kicauannya di Twitter, semalam.
Menurut Fahri, kritik yang ia sampaikan merupakan bentuk kecintaan kepada bangsa, demi kebaikan bersama. Ia pun berpandangan gaya kepemimpinan Jokowi masih seperti memimipin kota, belum masuk skala negara. "Maafkan, belum nampak beda dengan Risma atau RK ini semua terlalu diseret ke bawah," katanya.
Baca juga, Fahri: Jokowi Masih Memimpin Seperti Wali Kota.
Padahal, jelas ia, ini negara adalah organisasi raksasa. Indonesia adalah bangsa terbesar ke-4 setelah Cina, India dan Amerika Serikat. Menurutnya, negara bukan kota. Presiden bukan walikota. Presiden adalah raksasa. Ia bertahta di atas kuasa bangsa.