Sabtu 15 Oct 2016 18:03 WIB

PDIP Dorong Dokumen KAA 1955 Masuk Memory of the World

Rep: Dian Erika Nugraheny/ Red: Bayu Hermawan
80 Thn Sabam Sirait : (dari kiri) Sekjen PDIP Hasto Kristiyanto, Mendag Enggartiasto Lukita, Menkumham Yasonna H Laoly dan Politisi Senior Sabam Sirait hadir pada acara syukuran ke-80 tahun Sabam Sirait di Jakarta, Sabtu (15/10).
Foto: Republika/Prayogi
80 Thn Sabam Sirait : (dari kiri) Sekjen PDIP Hasto Kristiyanto, Mendag Enggartiasto Lukita, Menkumham Yasonna H Laoly dan Politisi Senior Sabam Sirait hadir pada acara syukuran ke-80 tahun Sabam Sirait di Jakarta, Sabtu (15/10).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Dokumen Konferensi Asia Afrika (KAA) 1955 diusulkan masuk dalam memory of the world (MOW) UNESCO. Persiapan pengusulan itu saat ini sedang dibahas oleh beberapa pihak.

Hal tersebut diungkapkan Sekjen PDIP, Hasto Kristiyanto, di sela-sela acara peringatan ulang tahun ke 80 politisi senior, Sabam Sirait di Balai Kartini, Sabtu (15/10). "Semua Dokumen KAA diusulkan menjadi salah satu memory of the world dari Indonesia. Dokumen yang dimaksud berasal dari tahun 1955," ujarnya.

Dia melanjutkan, penguatan usul tersebut telah didukung beberapa pihak. Ketua Umum PDIP, Megawati Soekarnoputri, sebagai ahli waris tokoh KAA, Soekarno, saat ini pun sedang memperjuangkan pengusulan dokumen itu.

"Bu Mega saat akan berkunjung ke Perancis untuk memperkuat usulan tersebut," katanya.

KAA pertama berlangsung di Bandung pada 18 April-24 April 1955. Konferensi tersebut dihadiri oleh 29 negara kawasan Asia dan Afrika. KAA dianggap sebagai cikal bakal gerakan non nblok.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement