Senin 10 Oct 2016 22:00 WIB

BKKBN dan Perempuan Kosgoro Sosialisasikan GenRe

Deputi Bidang Advokasi, Penggerakan dan Informasi BKKBN Pusat Dr Abidinsyah Siregar (ketiga dari kiri) didampingi Ketum GPPK Nurlaela Azhar Romli (kedua dari kanan), Nyonya Silvia Agung Laksono (kedua kiri), Sekjen GPPK Anna Rudiantiana Sentot (kiri) dan K
Deputi Bidang Advokasi, Penggerakan dan Informasi BKKBN Pusat Dr Abidinsyah Siregar (ketiga dari kiri) didampingi Ketum GPPK Nurlaela Azhar Romli (kedua dari kanan), Nyonya Silvia Agung Laksono (kedua kiri), Sekjen GPPK Anna Rudiantiana Sentot (kiri) dan K

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Gerakan Persatuan Perempuan Kosgoro (GPPK) 1957 bersama dengan  Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) menggelar sosialisasi Generasi Berencana (GenRe). Gerakan ini digulirkan agar generasi muda Indonesia tak terlibat pernikahan dini, seks pra nikah dan penggunaan Napza.

Deputi Bidang Advokasi, Penggerakan dan Informasi BKKBN Pusat Abidinsyah Siregar mengatakan dari apa yang dia dengar, lihat, dan temui dari semua provinsi, problem yang selalu didapati adalah muncunyal angka permikahan dini yang cukup tinggi. "Dari kajian para ahli, adanya pernikahan dini menjadi simbol kemiskinan negara miskin dan simbol keluarga miskin,"ujar dia berdasarkan rilis yang diterima republika.co.id, Senin (10/10).  

Keluarga yang tidak mau miskin, lanjut Abidin tentu tidak mau terjebak dalam pernikahan dini. Karena mereka menyadari pernikahan dini akan berakibat buruk dari semua aspek. Baik dari aspek kesehatan dan sosialnya.  "Ini mengakibatkan mereka bisa berhenti cara berfikirnya, terutama kaum perempuan menjadi  makhluk yang tidak berdaya. Maka saya meminta perempuan jangan menjadi makhluk yang lemah karena  perempuan menjadi tiang bagi generasi muda masa depan. Menjadi tiang negara. Apa jadinya jika tiang negara rapuh?" ungkap Abidin.                       

Ketua umum GPPK Nurlaela Azhar Romli menandaskan bahwa ormas perempuan yang dipimpinnya siap memberikan pelayanan informasi dan konseling tentang pendewasaan usia perkawinan, delapan fungsi keluarga, TRIAD KRR (seksualitas, HIV, dan AIDS serta Napza), keterampilan hidup, gender, advokasi dan KIE. 

Menurut Nurlaela masa remaja adalah masa peralihan tiap anak menuju masa dewasa sebagai penentu masa depan mereka. "Sensus Penduduk 2010 menunjukkan jumlah remaja sangat besar sebanyak 67 juta. Jumlah beaar tersebut dapat menjadi potensi bagi pembangunan bangsa meski kenyataannya permasalahan remaja masih cukup banyak,"jelas Nurlaela. 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement