REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA – Menteri Kependudukan dan Pembangunan Keluarga/Kepala BKKBN Wihaji, menekankan pentingnya penyelamatan generasi Indonesia melalui program quick wins Gerakan Orang Tua Asuh Anak Stunting (Genting). Ini disampaikan saat menggelar diskusi bersama para Pemimpin Redaksi Media Massa di Kantor Kemendukbangga/BKKBN, Jakarta pada Selasa (18/03/2025).
“Semangatnya cuma satu, saya meyakini saya selamatkan satu manusia sama dengan menyelamatkan satu generasi dengan gerakan Genting,” ungkap Menteri Wihaji dalam sambutannya. Selain itu ia menyatakan bahwa Generasi Z (Gen Z) dan Generasi Milenial yang produktif dapat menjadi peluang untuk mempercepat pertumbuhan ekonomi dalam rangka optimalisasi bonus demografi yang kini dialami Indonesia.
“Ada 70,72 persen penduduk Indonesia dalam usia produktif umurnya 14-65 tahun (menurut data SP2020) yang disebut Bonus Demografi. Dari 70,72 persen tadi ini yang terdiri dari 68,62 persen umur 15-64 tahun. Dari situ yang milenial 25,87 persen, kemudian yang GenZ 27,94 persen,” jelasnya.
Faktor penentu keberhasilan bonus demografi menurut Menteri Wihaji diantaranya membangun Sumber Daya Manusia melalui pendidikan dan kesehatan, peningkatan produktivitas tenaga kerja terutama peningkatan partisipasi perempuan dalam pasar kerja, penciptaan lapangan kerja untuk menampung jumlah penduduk usia produktif, membangun semangat wirausaha dikalangan pemuda yang dapat menciptakan lapangan kerja juga, dan konsisten dalam menurunkan angka kelahiran dan pengendalian pertumbuhan populasi.
“Kita pastikan bahwa yang usianya produktif harus berkualitas. Itu tugas kita Kementerian Kependudukan dan Pembangunan Keluarga yang tugasnya ada 3 (tiga), menciptakan masyarakat yang mandiri, tentram dan bahagia itu indikator dari masyarakat atau penduduk yang berkualitas,” tambah Menteri Wihaji.
Kemudian menurutnya bagaimana partisipasi perempuan dalam pasar kerja harus ditingkatkan dengan membuat program Tamasya (Taman Asuh Sayang Anak). Selanjutnya yang ketiga pemerintah harus menciptakan sebanyak mungkin lapangan kerja. Ia juga memaparkan selanjutnya adalah mengendalikan tingkat kelahiran yang kita sebut dengan keluarga berencana (KB) melalui pemakaian alat kontrasepsi.
Dalam optimalisasi Bonus Demografi, langkah konkrit Kemendukbangga/BKKBN dengan 5 program percepatan atau Quick Wins pertama yakni Gerakan orang tua asuh cegah stunting (Genting); kedua, taman asuh sayang anak (Tamasya) yaitu dengan penyediaan tempat penitipan anak atau daycare unggulan; ketiga, Gerakan ayah teladan Indonesia (Gati). Program keempat, yakni aplikasi super berbasis akal imitasi (AI) yang melayani konsultasi keluarga: sedangkan kelima, yakni SIDAYA atau lansia berdaya, yang menyediakan layanan berbasis komunitas untuk para lansia yang tidak mendapatkan perawatan oleh anaknya.
Dalam pertemuan tersebut Menteri Wihaji juga menyadari peran penting media massa dalam penyebarluasan informasi kependudukan dan pembangunan keluarga. Ia berharap rekan-rekan Pimpinan Redaksi dapat terus membantu Kemendukbangga/BKKBN dalam memberitakan program pembangunan keluarga, kependudukan, dan keluarga berencana (Bangga Kencana), serta Quick Wins Kemendukbangga/BKKBN dan menjadi sumber informasi terpercaya dan akurat bagi masyarakat Indonesia.