REPUBLIKA.CO.ID, BANDUNG -- Masyarakat Jawa Barat diminta mewaspadai potensi bencana yang disebabkan anomali cuaca belakangan ini. Mengingat beberapa bencana sudah terjadi akibat hujan lebat.
"Masyarakat agar lebih waspada ketika hujan. Apalagi hujan yang lama hingga berhari-hari. Harus hati-hati karena pasti ada kiriman air yang melebihi dari biasanya," kata Gubernur Jawa Barat Ahmad Heryawan usai menghadiri serah terima jabatan (sertijab) Panglima Kodam Siliwangi di Graha Manggala Siliwangi, Kota Bandung, Jawa Barat, Senin (10/10).
Heryawan menilai cuaca ekstrem yang terjadi berpotensi menghadirkan banjir, pohon tumbang, hingga longsor. Mengingat Jawa Barat menjadi salah satu wilayah yang rawan bencana. Pria yang akrab disapa Aher ini juga meminta pemerintah daerah (pemda) serta BPBD memberi informasi kepada masyarakat sebagai bentuk antisipasi sejak dini. Terutama wilayah yang berpotensi besar terkena bencana alam.
"Kehati-hatian dan kewaspadaan untuk terus disebarkan.Manakala ada gejala, BPBD setempat segera informasikan ke masyarakat," ujarnya.
Sementara itu, Staf Data dan Informasi BMKG Bandung, Yuni Yulianti juga meminta masyarakat untuk meningkatkan antisipasi dini terkait perubahan cuaca yang cukup ekstrem. Pasalnya, Jabar menjadi salah satu wilayah yang memasuki musim penghujan disertai angin kencang.
"Puncak penghujan yang diperkirakan kondisi ini lebih terasa di wilayah selatan Jabar. Pasalnya gelombang tinggi di pantai selatan Jabar seperti Pangandaran dan Palabuhan Ratu," kata dia.
Dia menjelaskan tingginya curah hujan ini dikarenakan tekanan udara rendah di Samuda Hindia serta adanya sirkulasi angin tertutup di sekitar Laut Jawa. Sehingga para nelayan terutama juga diminta meningkatkan kewaspadaan karena potensi gelombang tinggi yang bisa membahayakan.