REPUBLIKA.CO.ID, CILACAP -- Warga yang tinggal di sekitar komplek kilang Pertamina RU (Refenery Unit) IV Cilacap, Rabu (5/10) sekitar pukul 12.25, dikejutkan dengan suara ledakan yang berasal dari komplek kilang. Apalagi ledakan kemudian diikuti dengan asap tebal hitam pekat yang membumbung dari tengah komplek kilang.
"Kami sempat kaget mendengar suara ledakan yang sangat keras diikuti dengan asap tebal. Kami khawatir kejadiannya seperti saat kebakaran pada 2011 lalu," jelas Sodikin (45), salah seorang warga Kelurahan Lomanis, Kecamatan Cilacap Kota, yang tidak jauh dari lokasi kilang.
Menurutnya, karena lokasi pusat kebakaran berada di tengah kilang, warga tidak bisa melihat apakah asap tersebut diikuti semburan api atau tidak. "Warga hanya bisa melihat asapnya yang tebal dan hitam pekat," katanya.
Namun dia menyebutkan, asap tebal tersebut hanya berlangsung selama sekitar 45 menit. Setelah itu, asap terus menipis hingga kemudian hanya menyisakan asap tipis. "Alhamdulillah, sepertinya kebakaran itu hanya berlangsung sebentar. Tidak sampai seperti yang terjadi 2011," jelasnya.
Head of Communication and Relations Pertamina RU IV Cilacap Ristanto Heru Widodo, menyatakan salah satu tangki yang berada di tengah area kilang memang sempat mengalami kebakaran. Tangki yang terbakar bernomor 41.
Dia juga menyebutkan, dalam kejadian tersebut juga tidak sampai menimbulkan korban. "Kebakaran itu tidak sampai berlangsung satu jam. Setelah dilakukan upaya pemadaman oleh pemadam internal Pertamina, kondisi sudah bisa dikuasai sepenuhnya," jelasnya.
Sedangkan mengenai penyebab kebakaran, pihaknya masih melakukan penyelidikan. Namun dia memastikan, kejadian tersebut tidak sampai mengganggu proses produksi BBM di kilang tersebut.