Senin 03 Oct 2016 17:17 WIB

Pengamat: Selama Ini Gojek Hanya Untungkan Perusahaan dan Konsumen

Rep: Qommarria Rostanti/ Red: Teguh Firmansyah
Pengemudi gojek menunjukkan ponselnya kepada polisi di sela aksi unjuk rasa di depan Kantor Gojek. Go-Jek adalah pelopor aplikasi penyedia jaringan transportasi.
Foto: Republika/Prayogi
Pengemudi gojek menunjukkan ponselnya kepada polisi di sela aksi unjuk rasa di depan Kantor Gojek. Go-Jek adalah pelopor aplikasi penyedia jaringan transportasi.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Gojek menjadi salah satu layanan transportasi berbasis aplikasi yang berkembang pesat saat ini. Beberapa alasan membuat konsumen kepincut dengan moda transportasi roda itu .

Selain harganya yang murah, Gojek juga dapat menjemput calon penumpangnya di tempat yang diinginkan sehingga memudahkan konsumen. Sayangnya, keuntungan belum diperoleh para pengemudi Gojek.

Pengamat transportasi publik Darmaningtyas mengatakan, perusahaan yang berdiri pada 2010 ini belum memberikan keuntungan bagi pengemudi "Yang ada dalam praktik transportasi online sekarang ini, sebetulnya yang diuntungkan baru pengusaha dan konsumen, pengemudinya belum," ujarnya kepada Republika.co.id, Senin (3/10).

Padahal menurut Tyas, angkutan umum hanya akan berjalan baik apabila ketiga pihak diuntungkan. Baik itu pengusaha, pengemudi, dan penumpang.

Dia menyebut pengemudi Gojek hanya akan mendapat untung, dalam hal ini bonus, apabila bekerja ekstrakeras. Pengemudi akan mendapat bonus apabila mencapai 14 poin dalam sehari. Namun itu tidaklah mudah.

Poin-poin tersebut didapat dari jarak tempuh yang diambil pengemudi ketika mengantarkan penumpang. Pengemudi mendapat satu poin apabila mengantar penumpang dengan jarak 0 sampai 6 kilometer. Apabila jarak yang diambil 6 hingga 10 kilometer, pengemudi mendapat 1,5 poin.

Kemudian jarak 10 sampai 25 kilometer, pengemudi mendapat 2 kilometer. Apabila mencapai 10 poin, pengemudi mendapat bonus Rp 20 ribu. Apabila mendapat 12 poin, pengemudi mendapat Rp 80 ribu, dan apabila mencapai 14 poin akan memperoleh Rp 140 ribu.

Hari ini, para pengemudi Gojek melakukan aksi damai di kantor PT Gojek Indonesia. Mereka menuntut penghapusan penilaian performa yang dinilai tidak seimbang. Tyas berpendapat, tidak ada salahnya apabila pihak perusahaan mengakomodir keluhan pengemudi. PT Gojek Indonesia tidak perlu takut rugi.  "Kalau memenuhi tuntutan pengemudi, tidak otomatis akan berdampak pada kehilangan penumpang," ujar Tyas.

Baca juga, Demo Gojek Ricuh.

Seperti diberitakan sebelumnya, ratusan pengemudi Gojek yang tergabung dalam Solidaritas Gojek Indonesia melakukan aksi di depan kantor PT Gojek Indonesia, Kemang, Jakarta Selatan. Mereka berkumpul sejak pukul 09.00 hingga 15.00 WIB. Aksi tersebut dilakukan setelah PT Gojek Indonesia dianggap tidak responsif terhadap keluhan pengemudi sebagai mitranya. Sistem kebijakan Gojek dinilai banyak yang memberatkan pengemudi.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement