REPUBLIKA.CO.ID, PURWOKERTO -- Sekitar 2.500 santri taman pendidikan Alquran dan madrasah diniyah serta siswa sekolah menengah pertama, madrasah tsanawiyah, dan sekolah menengah atas mengikuti pawai taaruf untuk menyambut tahun baru Islam 1438 Hijriah.
Saat melepas pawai taaruf di Alun-alun Purwokerto, Kabupaten Banyumas, Jawa Tengah, Sabtu (1/10) malam, Bupati Banyumas Achmad Husein mengatakan perayaan tahun baru Islam seharusnya lebih ramai dari perayaan tahun baru masehi.
"Itu karena merupakan perayaan tahun barunya umat Islam yang mengandung banyak makna, walaupun semakin tahun berangsur-angsur mulai tambah ramai," katanya.
Ia mengaku banyak masukan yang menginginkan dan menyanggupi tahun baru Islam atau Hijriah diramaikan dengan perayaan kembang api. Akan tetapi setelah meminta pertimbangan kepada para kiai dan tokoh agama Islam, kata dia, usulan tersebut tidak dilaksanakan.
"Saya sudah minta pertimbangan para kiai dan menurutnya, tidak perlu dengan perayaan kembang api karena tahun baru Islam itu berbeda dengan tahun baru masehi. Di tahun baru Islam berisikan doa dan salawat yang sampai ke yang tertinggi, yaitu Allah SWT, kalau kembang api kan hanya dari bawah ke atas tidak sampai ke langit dan turun lagi," katanya.
Lebih lanjut, Bupati meminta dalam merayakan tahun baru Islam atau Hijriah untuk diperbanyak dengan doa dan takbir secara khusyuk supaya diampuni dosanya di tahun lampau dan akan diberi petunjuk serta bimbingan agar diberi keselematan dan kesuksesan pada tahun yang akan datang.
Setelah dilepas oleh Bupati Banyumas awai ta'ruf tersebut melintasi rute Jalan Jenderal Soedirman, Jalan Merdeka, Jalan Gatot Subroto, Jalan Masjid, dan kembali ke Alun-alun Purwokerto.