REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Kapolri Jenderal Tito Karnavian mencopot jabatan Brigjen Suprianto sebagai Kapolda Riau. Tito memindah tugaskan Suprianto di Irwil II Itwasum Polri untuk kembali belajar reserse.
Menurut Tito, permasalahan-permasalahan reserse di daerah Riau begitu banyak. Sehingga diperlukan seorang pimpinan yang memahami betul kasus-kasus yang ditangani oleh penyidiknya.
Misalnya, sambung Tito, SP3 kasus kebakaran hutan dan lahan (Kahutla) yang melibatkan 15 korporasi di Riau. Kasus tersebut tentu saja menjadi sorotan semua pihak yang mana langit Riau pada 2015 pernah gelap lantaran kabut asap yang menyelimuti.
Sehingga, masih kata Tito, seorang pemimpin itu juga harus mampu memahami kasus yang ditangani sedetail-detailnya. Jangan hanya menyerahkan kepada penyidik saja.
"Pimpinan harus paham detail-detail kasusnya. Jadi saya tarik beliau ke sini. Karena beliau di Ilwil, nanti beliau akan bisa lebih mendalami ilmu-ilmu resersenya kembali," beber Tito di Mabes Polri, Jakarta Selatan, Jumat (30/9).
Sedangkan seperti yang diketahui, belakangan bukan saja kasus SP3, namun juga muncul kasus Meranti, yakni kasus pembunuhan yang berlatar cinta segitiga antara anggota polisi dan warga setempat.
Belum lagi foto kongkow antara pejabat Polda Riau dengan pengusaha sawit PT APSL. Meskipun belakangan juga diklarifikasi bahwa pertama, tidak ada unsur kesengajaan dalam pertemuan tersebut, kedua, bahwa PT APSL bukan salah satu dari 15 korporasi yang dihentikan penyidikannya.