REPUBLIKA.CO.ID, MALANG -- Laju pertumbuhan penduduk Indonesia mencapai 1,49 persen per tahun. Artinya setiap tahun ada empat juta bayi lahir di Tanah Air.
Angka ini diungkapkan Kepala Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) Surya Chandra Surapaty usai membuka seminar dalam rangka Hari Kontrasepsi Sedunia di Malang, Senin (26/9).
Menurutnya, dengan luas wilayah dan sumber daya alam yang ada di Indonesia, idealnya laju pertumbuhan penduduk hanya sebesar dua juta kelahiran per tahun.
Karena itu, kata Surya. pihaknya mendorong peningkatan akseptor KB untuk mengontrol laju pertumbuhan penduduk. Peningkatan penduduk yang tak terkendalidisebutnya bakal menjadi bom waktu bagi negara yang bersangkutan.
"Jika ketersediaan sumber daya makanan, energi, dan permukiman tidak dapat memenuhi jumlah penduduk yang semakin berlipat maka kerusakan lingkungan makin merajalela," kata Surya.
Saat ini BKKBN mencatat rata-rata kelahiran adalah 2,6 anak per wanita usia subur. BKKBN menargetkan pada 2025 angka kelahiran bisa menurun hingga 2,1 anak per wanita usia subur. Untuk menekan angka kelahiran, BKKBN giat mengampanyekan program Keluarga Berencana (KB).
BKKBN bahkan mencanangkan terwujudnya satu kampung KB di tiap kabupaten. Surya mengklaim sudah ada 470 kampung KB dari 530 kabupaten yang ada di Indonesia.
Akseptor KB di Indonesia sampai saat ini mencapai 59 persen. Surya berharap BKKBN mampu mewujudkan akseptor KB mencapai 65 persen dari total pasangan usia subur se-Indonesia. Penambahan jumlah akseptor KB di antaranya melalui sosialisasi penggunaan kontrasepsi.
Sejauh ini KB suntik adalah yang paling banyak diminati pasangan usia subur. "Kita dorong pasangan usia subur untuk menggunakan metode kontrasepsi jangka panjang," jelasnya. Metode kontrasepsi jangka panjang meliputi IUD, implan, vasektomi, dan tubektomi.