REPUBLIKA.CO.ID, GARUT -- Bencana banjir yang melanda Kabupaten Garut masih memberikan dampak yang luar biasa pada fisik dan psikologis warga. Sampai saat ini, warga masih kesulitan dalam mengakses air bersih karena sumber air yang ada masih tergenang lumpur. Seperti yang terjadi di Cimacan yang merupakan daerah terparah akibat banjir.
Di hari ke-4 pasca Banjir, Presiden Direktur Lembaga Kemanusiaan Nasional PKPU, Agung Notowiguno turun langsung dan bertemu Wakil Bupati Garut, Helmi Budiman membicarakan rehabilitasi pascabanjir bandang di Garut.
“Ada beberapa prasarana umum, seperti sekolah, masjid/mushalla yang rusak. Yang nantinya salah satunya akan kita bantu untuk dibangunkan kembali," ujar Agung Notowiguno, Ahad (24/9)
Agung juga melakukan kunjungan dengan mengunjungi tempat-tempat wilayah terdampak yang cukup parah. Selain itu, beliau juga meninjau relawan-relawan PKPU yang sudah berada di lapangan sejak hari pertama bencana, serta mengunjungi para pengungsi korban terdampak, yang berada di posko-posko pengungsian PKPU.
Dari kunjungan tersebut, Agung berharap dapat meninjau langsung kebutuhan para warga terdampak banjir serta ikut menginventarisir sekolah, masjid atau mushalla dan tempat layanan kesehatan seperti posyandu, puskesmas dan tempat lainnya yang memerlukan rehabilitasi pascabencana.
Salah satu wilayah yang terkena dampak banjir lainnya yakni kampung Cijambe yang terletak di kecamatan Karangpawitan. Akses bantuan wilayah ini sangat sulit dikarenakan jembatan yang menghubungkan kampung Cijambe dengan kecamatan Banyuresmi, yang merupakan akses terdekat menuju kota terputus.
"Lebih dari 50 KK yang kurang mendapat bantuan, sedangkan apabila menggunakan jalan lain memiliki jarak yang sangat jauh. Akhirnya warga mendirikan posko pengungsian dan dapur umum di sekolah PAUD yang ada," kata Agung.