REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Koordinator Nasional Jaringan Pendidikan Pemilih untuk Rakyat (JPRR), Masykurudin Hafidz, mengatakan Pilkada DKI Jakarta berpeluang berlangsung dalam dua putaran. Elektabilitas pasangan calon (paslon) pejawat diperkirakan masih mengungguli dua Paslon lainnya.
"Peluang berlangsung dalam dua putaran itu tetap ada. Paslon manapun yang nanti maju dalam Pilkada DKI putaran kedua, pasti merupakan hasil yang dianggap mampu meraih kepercayaan publik," ujarnya di Jakarta, Sabtu (24/9).
Menurutnya, program yang bagus dan menarik simpati masyarakat Jakarta akan sangat menetukan keunggulan paslon. Sebab, isu-isu politik uang dan SARA diperkirakan tidak akan memberikan pengaruh signifikan kepada publik.
Adapun peluang paslon pejawat untuk mengungguli paslon lain diprediksi masih dapat terjadi. Namun, tidak menutup kemungkinan dua paslon lain dapat menyamai kekuatan pejawat.
"Masih perlu dicermati bagaimana pergerakan dua Paslon lain. Kuat atau tidaknya peluang mereka tergantung bagaimana cara memanfaatkan peluang dari visi misi yang ada," katanya.
Terpisah, Ketua KPUD Provinsi DKI Jakarta, Sumarno, mengatakan pihaknya telah menyusun langkah teknis jika Pilkada berlangsung dalam dua putaran. Anggaran untuk dua putaran pun telah disiapkan.
Menurutnya saat ini KPUD memiliki anggaran sebesar Rp 478 miliar untuk pembiayaan Pilkada. Dana tersebut rencananya digunakan untuk dua putaran Pilkada beserta verivikasi paslon independen.
Setelah dipastikan tidak ada paslon independen, KPUD menyatakan telah menghemat dana sekitar Rp 5 miliar. Adapun total anggaran yang disediakan khusus untuk pembiayaan pilkada putaran kedua sebesar Rp 100 miliar.
"Secara teknis kami siap. Anggaran pun siap. Jika tidak ada putaran kedua, maka kami bisa kembali menghemat anggaran sebesar Rp 100 miliar," tegasnya.
Pemungutan suara Pilkada DKI Jakarta dijadwalkan pada 17 Februari 2017. Hingga saat ini, ada tiga pasangan calon (paslon) yang resmi mendaftarkan diri dalam bursa Pilkada, yakni paslon pejawat Ahok-Djarot Syaiful Hidayat, paslon Agus Yudhoyono-Sylvia Murni dan paslon Anies Baswedan-Sandiaga Uno.