REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Akhirnya PDI Perjuangan sebagai partai pemenang pemilu di DKI Jakarta mengusung bakal calon pejawat, Basuki Tjahaja Purnama atau Ahok di Pilkada DKI mendatang. Namun PDIP yang sempat kecewa dengan cara komunikasi Ahok, diminta bisa mengubah mantan bupati Belitung Timur itu agar mengurangi arogansinya.
Pengamat Politik dari Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI), Indria Samego, mengatakan sebenarnya kalau megawati sejak lama sudah cocok dengan Ahok tidak perlu ada penolakan. Tapi karena megawati sejak awal keberatan dengan sikap Ahok.
"Dengan PDIP usung Ahok, ini kesempatan PDIP benahi Ahok, atur Ahok agar lebih friendly dan bersahabat dengan wong cilik. Tidak garang dan arogan seperti sekarang, itu yang perlu diubah megawati," katanya kepada Republika.co.id.
Ia menilai PDIP harus bisa tegas membenahi cara komunikasi Ahok. Bukan mengedepankan arogansinya, apalagi masyarakat kecil akar rumput merasakan, arogansi Ahok itu demi pengembang. Tentunya, menurut dia hal itu tidak sesuai dengan suara akar rumput PDIP.
PDIP resmi mengumumkan bakal calon gubernur dan wakil gubernur untuk DKI Jakarta, Ahok dan Djarot, pada Selasa malam. Hari ini, Rabu (21/9) PDIP bersama tiga partai pengusung Ahok lain melanjutkan proses pendaftaran keduanya sebagai calon gubernur dan wakil gubernur ke KPUD DKI Jakarta.