Jumat 16 Sep 2016 23:35 WIB

Kekeringan, 25 Desa di NTB Kesulitan Tanam Jagung

Rep: Muhammad Fauzi Ridwan/ Red: Ilham
Petani merawat tanaman jagung.
Foto: Antara
Petani merawat tanaman jagung.

REPUBLIKA.CO.ID, MATARAM -- DPRD NTB mengungkapkan kurang lebih sebanyak 25 desa di kecamatan Pringgabaya dan Sambelia, Lombok Timur, NTB mengalami kekeringan parah. Bahkan, akibatnya para petani jagung hanya bisa menanam dan panen satu kali dalam satu musim tanam.

"Masyarakat di sana yang mencapai 55 ribu KK bisa tanam jagung sekali dalam semusim saja itu saat hujan," ujar Ketua Fraksi Gerindra DPRD NTB, Hamja kepada wartawan di Kota Mataram, Jumat (16/9).

Menurutnya, pihaknya sudah meminta kepada dinas terkait untuk membuat sumur bor di dua kecamatan tersebut.  Namun, hingga saat ini belum ada tanggapan dari dinas terkait. Kondisi lahan di masing masing kecamatan dalam keadaan tandus.

Ia menuturkan, 10 tahun terakhir sudah dilakukan upaya membuat sumur bor dan berhasil mengubah lahan yang tandus menjadi hijau. Namun, saat ini sumur-sumur bor yang ada sangat minim keberadaannya untuk menunjang para petani.

Hamja mengatakan, salah satu cara mengatasi permasalahan kekeringan di dua kecamatan tersebut dengan sumur bor. Sementara untuk membuat bendungan tidak bisa terwujud karena tidak ada sumber air dan memakan biaya banyak.

"Salah satu cara mengatasinya dengan sumur bor. Satu mesin bisa menyuplai 30 hektar. Sejauh ini sangat minim sumur bor," katanya.

Dirinya menambahkan, dengan adanya sumur bor yang memadai, maka petani bisa menanam jagung satu sampai empat kali dalam kurun waktu setahun. Oleh karena itu, pemerintah harus turun langsung untuk mengatasi hal tersebut.

"Yang perlu disalahkan pemerintah, mungkin mereka alihkan (program) ke tempat lain yang tidak menguntungkan masyarakat," katanya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement