Kamis 02 Jul 2015 15:35 WIB

BMKG: Puncak Kekeringan NTB pada Agustus-September

Rep: Muhammad Fauzi Ridwan/ Red: Ilham
Kekeringan
Foto: Antara
Kekeringan

REPUBLIKA.CO.ID, MATARAM -- Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Provinsi Nusa Tenggara Barat menyatakan, puncak kekeringan akan terjadi pada bulan Agustus dan September. Lebih dari itu, kondisi kekeringan saat ini terbilang ekstrem dari tahun lalu.

"Kekeringan mulai terjadi awal Juli dan puncaknya Agustus dan September di seluruh NTB," ujar Kepala Seksi Data dan Informasi BMKG NTB, Wan Dayantolis kepada wartawan di Kota Mataram, Kamis (2/7).

Menurutnya, kekeringan yang terjadi saat ini dimulai pada waktu yang mundur sehingga prediksi hujan ke depan pun akan mundur. Selain itu, akibat mundurnya jadwal musim kemarau, intensitas kering menjadi lebih tinggi.

"Intensitas kering tinggi sebab pengendali El Nino itu sudah menengah dan dalam kondisi kuat," ungkapnya.

Ia menuturkan, penetapan siaga darurat bencana kekeringan yang dilakukan oleh Gubernur merupakan langkah yang tepat. Sebab, kondisi kekeringan sudah mencerminkan waspada untuk kekeringan.

"Beberapa tempat di Bima, Dompu dan Sumbawa Utara, sudah 60 hari terakhir tidak hujan. Lombok dalam skala 30 hari tanpa hujan. Jika 30 hari lagi tidak ada hujan di Bima, maka Lombok akan sama seperti Bima dan Sumbawa," katanya.

Wan mengatakan, dengan suhu permukaan laut yang relatif masih hangat maka peluang untuk terjadinya hujan masih ada.

Terpisah, Danrem 162/WB, Kolonel CZI Lalu Rudy Irham Srigede mengatakan, pihaknya mengusulkan untuk mengantisipasi kekeringan dengan menggunakan pompa hidrolik untuk mendapatkan air. "Pompa hidrolik tanpa menggunakan apapun cukup 2,5 meter ketinggiannya. Itu salah satu solusi dan tidak terlalu besar biayanya," ungkapnya.

Kabinda NTB, Rudy Alfiansyah mengatakan, kekeringan yang terjadi bisa berpotensi menimbulkan masalah sosial apabila tidak dicari solusi secara efektif. Selain itu, ilegal logging berkontribusi terhadap terjadinya kekeringan di wilayah banjir.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement