Selasa 30 Jun 2015 14:15 WIB

Kekeringan di NTB Sudah Mengkhawatirkan

Rep: Muhammad Fauzi Ridwan/ Red: Ilham
Tanah kering di kawasan gersang Rusun Marunda, Jakarta Utara, Kamis (25/9).Badan Meteorologi Klimatologi Geofisika (BMKG) memperdiksrta, Bogor, Depok, Tangerang, dan Bekasi akan mengalami kekeringan hingga Oktober mendatang.
Tanah kering di kawasan gersang Rusun Marunda, Jakarta Utara, Kamis (25/9).Badan Meteorologi Klimatologi Geofisika (BMKG) memperdiksrta, Bogor, Depok, Tangerang, dan Bekasi akan mengalami kekeringan hingga Oktober mendatang.

REPUBLIKA.CO.ID, MATARAM -- Gubernur Nusa Tenggara Barat, TGH Zainul Majdi mengatakan, kondisi kekeringan di wilayahnya sudah mengkhawatirkan. Oleh karena itu, dirinya meminta dinas sosial untuk segera mengirimkan tangki air kepada daerah yang terkena dampak kekeringan.

“Sudah mengkhawatirkan kondisinya,” ujarnya kepada wartawan di Kota Mataram, Selasa (30/6).

Agar kekeringan tidak meluas, gubernur akan meminta dinas sosial untuk secara reguler mengirimkan tanki air ke tiap daerah. Sebab, kondisi kekeringan saat ini sudah mengkhawatirkan.

Sebelumnya, musim kemarau pada sejumlah wilayah di Provinsi Nusa Tenggara Barat mulai berdampak. Salah satunya, masyarakat di Desa Sesait, Kecamatan Kayangan, Lombok Utara yang mulai kesulitan memperoleh air Bersih. Kondisi tersebut sudah berlangsung lama, namun belum ada solusi memecahkan masalah tersebut dari pemerintah daerah.

“Keadaan masyarakat di wilayah Kayangan bila memasuki kemarau pasti alami kekeringan dan sulit mendapat air bersih. Debit air dari mata air yang ada juga berkurang dan sangat memprihatinkan,” ujar Karyadi, Tokoh Pemuda Desa Sesait, Lombok Utara.

Menurut dia, penyebab sulitnya mendapatkan air karena adanya penggundulan hutan di sekitar atas sumber air terjun Sekeper, Desa Santong. Selain itu, aliran air dari sumber air tersebut hanya sedikit yang melewati wilayah Desa Sesait, Kayangan.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement