Kamis 15 Sep 2016 16:22 WIB

Pengamat: Usung Jokowi Bukti Golkar Krisis Kader

Pengamat politik Karyono Wibowo.
Foto: Republika/Rakhmawaty La'lang
Pengamat politik Karyono Wibowo.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Peneliti dari The Indonesia Public Institute, Karyono Wibowo, menilai keputusan Rapat Pimpinan Nasional Partai Golkar untuk mengusung Joko Widodo sebagai calon presiden pada 2019 merupakan bukti bahwa partai tersebut mengalami krisis kader dan kepemimpinan.

"Bisa juga itu merupakan bukti bahwa Golkar di bawah kepemimpinan Setya Novanto tengah mengalami krisis kepercayaan terhadap kadernya sendiri," katanya di Jakarta, Kamis (15/9)

Karyono mengatakan manuver Partai Golkar yang mengusung Jokowi sebagai bakal calon presiden pada 2019 merupakan irama politik lama yang dimodifikasi dengan instrumen baru. Instrumen politik lama itu adalah memanfaatkan kekuasaan meskipun kalah dalam pemilihan presiden.

Pola dan strategi seperti itu sudah menjadi ciri khas Partai Golkar setelah Orde Baru. "Sedangkan, pola dan strategi Golkar mengusung Jokowi sekitar tiga tahun sebelum Pemilihan Presiden 2019, jauh mendahului tahapan pemilu merupakan dari modifikasi dan instrumen politik baru," ujarnya.

Karyono mengatakan Partai Golkar sedang memanfaatkan popularitas Jokowi, salah satunya dengan menempelkan foto Jokowi dalam spanduk yang dipasang di sejumlah tempat. "Itu merupakan manuver politik yang dilakukan dengan harapan ada dampak politik yang positif bagi Golkar. Kapitalisasi foto Presiden mungkin merupakan strategi Golkar untuk memperoleh keuntungan politik," jelasnya.

Dalam perspektif lain, Karyono mengatakan, pola dan strategi politik Partai Golkar itu menggunakan filosofi politik benalu. Analogi politik benalu bisa menjadi dua pola, yaitu mendompleng kebesaran nama orang lain tanpa "mematikan", atau mendompleng sekaligus mematikan.

"Ini yang harus diwaspadai oleh Presiden Jokowi. Saya sendiri berharap itu tidak terjadi," tutur Direktur Strategic Indo Survey & Strategy itu.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement