REPUBLIKA.CO.ID, SURABAYA -- Kementerian Perhubungan masih akan terus mengkaji kelayakan pembangunan jalur trem oleh Pemerintah Kota (Pemkot) Surabaya. Pembangunan infrastruktur moda transportasi trem ini ditargetkan mulai dilaksanakan pada 2016, dan beroperasi pada 2019.
Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi mengatakan masih akan mengkaji kelayakan proyek yang dibiayai oleh Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) itu.
"Trem itu kan nostalgia masa lalu, jadi akan kami kaji lagi," kata Menhub di sela-sela mengunjungi Terminal Teluk Lamong Pelabuhan Tanjung Perak Surabaya, Kamis (8/9).
Budi menyatakan, trem merupakan produk teknologi di masa lampau. Karenanya, Kemenhub membutuh waktu untuk mengkaji relevansi trem jika dioperasikan kembali di Surabaya. Kemenhub juga akan mempertimbangkan efektivitas pembangunan jelur trem ini.
"Trem kan suatu produk tertentu, kami akan pelajari apakah nostalgia itu cocok dengan kondisi sekarang. Kami akan kaji terus pokoknya, apakah menyelesaikan masalah," imbuhnya.
Pembangunan jalur trem direncanakan sepanjang 17 kilometer. Proyek ini diharapkan menjadi solusi kemacetan di Kota Pahlawan.
Proyek ini melibatkan tiga instansi, yakni Kementerian Perhubungan yang menangani sarana dan prasana, PT Kereta Api Indonesia (PT KAI) sebagai operator, dan Pemerintah Kota Surabaya sebagai penggunanya. Pembangunan jalur trem ini masih menunggu Peraturan Presiden (Perpres) sebagai acuan.