REPUBLIKA.CO.ID, SURABAYA — Proyek Trem Surabaya siap dilelang kepada pihak swasta dalam jangka waktu dua atau tiga bulan mendatang. Lelang karena skema pembiayaan proyek tersebut adalah Kerja Sama Pemanfaatan Badan Usaha (KPBU) yang melibatkan pemerintah pusat, pemerintah daerah dan swasta.
"Pembiayaannya KPBU, jadi bukan hanya pemerintah memberikan dana tapi swasta juga termasuk Pemda, Kota Madya Surabaya dan PT KAI," kata Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi usai Dialog Nasional: Sukses Indonesiaku di Universitas Airlangga, Surabaya, Selasa (27/2).
Budi menyebutkan proyek Trem Surabaya membutuhkan dana Rp 4,5 triliun. Namun pemerintah hanya mampu membiayai Rp 1-1,5 triliun yang merupakan gabungan antara pemerintah pusat dan pemerintah kota Surabaya.
"Subsidi kolaborasi pemerintah pusat dan pemda," katanya. Dia mengatakan pembangunan akan dilakukan tahun ini dan paling lama pembangunan selama tiga tahun.
Sementara itu, kajian teknis atau "detailed engineering design" susah rampung dan saat ini juga tengah dilakukan sosialisasi. "Trem DED-nya sudah selesai, kita lagi sosialisasi, hari ini bagian dr sosialisasi itu. Jadi saya bertemu dengan Bu Risma, begitu antusias untuk membangun itu," katanya.
Budi menyebutkan trem tersebut terdiri dari 20-30 rangkaian kereta yang akan beroperasi sepanjang rute Joyoboyo-Rajawali sepanjang 17 kilometer dengan keberangkatan trem (headway) setiap enam menit. Trem yang akan melintasi 29 pemberhentian itu mampu mengangkut 4.500 penumpang per jam.
Terkait tarif, dia mengatakan akan ada subsidi dari pemerintah, namun besarannya masih dikaji. "Tarifnya kita survei dulu, belum ditetapkan. Kelihatannya harus ada subsidi," katanya.
Pemerintah juga telah menandatangani kerja sama dengan Bank Pembangunan Asia (ADB) sebagai dukungan peningkatan kualitas sumber daya manusia (SDM) dalam menyiapkan dokumen yang nantinya akan ditawarkan kepada swasta.