REPUBLIKA.CO.ID, MALANG -- Eksekutif Mahasiswa Universitas Brawijaya (EM UB) membantah telah mengajarkan lagu yang berisi ajakan ke arah kiri atau komunisme pada masa orientasi mahasiswa baru 2016 (ospek). Presiden EM UB, M Zahid Abdurrahman, mengungkapkan kegiatan selama masa orientasi adalah upacara dan penyampaian materi dalam ruangan oleh alumnus dan bagian akademik.
Ospek yang diselenggarakan UB terbagi atas tiga yaitu ospek universitas, fakultas, dan jurusan. Ospek universitas diadakan pada 30 Agustus dan dua hari selanjutnya adalah ospek fakultas dan jurusan.
Ia tak menampik adanya kegiatan dimana para senior mengajak mahasiswa baru bernyanyi. "Tapi itu hanya lagu-lagu mahasiswa untuk membangkitkan semangat ketika turun aksi," kata Zahid saat dihubungi Republika, Kamis (9/9).
Menurutnya tidak ada landasan hukum yang mengatur suatu lagu layak disebut kekiri-kirian atau tidak. Sehingga ia menganggap tuduhan itu tidak relevan. Zahid mengungkapkan visi misi EM UB tidak ingin bertentangan dengan visi misi rektorat.
Namun jika berbicara di lingkungan kampus, riak-riak yang menyinggung ideologi kiri pasti ada.Mahasiswa Fakultas Teknik ini menegaskan dirinya tidak sepakat dengan ideologi tersebut. Pihaknya juga tidak pernah membangun komunikasi dengan gerakan yang berbau kiri.
Sebelumnya Republika menerima informasi adanya keresahan dari orang tua mahasiswa karena anaknya diajak menyanyi lagu berjudul 'Buruh Tani' pada masa orientasi. Lagu ciptaan Wiji Thukul itu syairnya bisa ditafsirkan berisi ajakan ke arah kiri atau komunisme.
"Saya sudah konfirmasi ke panitia, kita cuma menyanyikan lagu Darah Juang, kalau ada yang menyampaikan Buruh Tani mungkin infonya salah," jelas mahasiswa angkatan 2012 ini.
Senada dengan Zahid, seorang mahasiswa baru bernama Siti Munawaroh mengaku tak diajak menyanyikan Buruh Tani selama ospek. "Saat ospek fakultas dan jurusan saya memang mendengar ada yang menyanyi bersama tapi bukan Buruh Tani," kata mahasiswa Fakultas Teknologi Pertanian ini.
Ikuti Whatsapp Channel Republika