Kamis 08 Sep 2016 13:04 WIB

Sinergi Kemendes PDTT, BUMN, dan Swasta Sulap Telang Jadi Pusat Ekonomi Lokal

Menteri Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi Eko Sandjojo
Foto: Ist
Menteri Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi Eko Sandjojo

REPUBLIKA.CO.ID, PALEMBANG – Menteri  Desa Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi Eko Putro Sandjojo menyatakan kawasan transmigrasi Telang, Kabupaten Banyuasin, Sumatera Selatan merupakan contoh nasional pengelolaan kawasan tujuan transmigran modern. Di kawasan transmigrasi ini hutan belantara mampu diubah menjadi pusat ekonomi lokal melalui sinergitas pemerintah, BUMN, swasta, dan transmigran.

“KTM Telang dapat dijadikan model pengembangan desa mandiri dan transmigrasi modern yang akan dilakukan Kementerian Desa PDTT kedepan,” ujar Eko Putro Sandjojo, dalam kunjungan kerja di KTM Telang, Kabupaten Banyuasin, Palembang, Sumatera Selatan, dalam release yang dikirimkan ke Republika.co.id.

Dalam kunjungan kerja ini Eko Putro Sandjojo juga didampingi Kepala Bulog Jarot Kusuma Yarti, Wakil Dirut BNI Suprayarto, Direktur Bisnis dan Usaha Mikro BRI Muhammad Irvan, Perwakil Menkop UKM Syafrizal, dan Wakil Bupati Banyuasin Supriyono.

Eko menjelaskan KTM Telang merupakan kawasan transmigrasi yang dibuka Kemendesa PDTT (Dulu Departemen Transmigrasi) sejak 10 tahun lalu. Dalam perkembangannya, kawasan ini menjadi kota mandiri dengan berbagai kelengkapannya baik dari sisi infrastruktur, layanan dasar, hingga pengembangan kawasan industri. “Ada 38 kawasan transmigrasi yang diproyeksikan menjadi kota terpadu mandiri, namun KTM Telang yang relatif berhasil di mana di kawasan ini telah tersedia berbagai industri dari hulu hingga hilir,” ujar Eko.

Salah satu yang membedakan Telang dengan kawasan transmigran lain, kata Eko adalah adanya sinergitas antarstake holder yang terjalin dengan baik. Baik pemerintah, BUMN, swasta, dan transmigran memberikan kontribusi nyata bagi pengembangan Telang. Bahkan KTM Telang saat ini mampu menjadi pusat ekonomi lokal yang menggerakan perekonomian Kabupaten Banyuasin dan Provinsi Sumatera Selatan.

 “Sinergistas inilah yang harusnya ada di berbagai KTM lain di Indonesia, agar upaya menjadikan kawasan transmigrasi sebagai kawasan harapan untuk mewujudkan kehidupan yang lebih baik bagi para transmigran bisa terwujud,” katanya.

Bukti sinergitas terpadu antarstakeholder di Telang, lanjut Eko tampak dari peran Bulog, sektor perbankan, hingga pemerintah daerah setempat. Bulog misalnya mampu mewujudkan lumbung pangan lokal di Telang dengan Program Lumbung Pangan Desa Kita (Bung Ganesa). Dengan program ini Bulog mampu menjaga harga hasil panen dari petani stabil saat panen maupun saat musim tanam. Sektor perbankan dalam hal ini adalah BRI dan BNI mampu menjadi mitra produktif para trasmigran melalu ketersediaan kredit murah bagi mereka. Sedangkan pemerintah lokal mampu menyediakan saran infrastruktur dan prasarana layanan dasar yang membantu membangun sinergitas kawasan.

 “Jika sinergi seperti di Telang juga terwujud di kawasan-kawasan transmigran lainnya, saya yakin program transmigrasi akan mampu menarik minat warga yang ingin meningkatkan taraf kesejahteraan mereka,” katanya.

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement