REPUBLIKA.CO.ID, BANJARNEGARA –- Warga desa di dataran tinggi Dieng akhirnya memilih membangun sendiri jalan tembus yang menghubungkan Desa Kepakisan Kecamatan Batur Banjarnegara menuju Desa Deles Kecamatan Bawang Kabupaten Batang.
Tak kepalang tanggung, jalan yang dibangun memiliki panjang hingga 9 km dengan lebar jalan 6 meter hingga 8 meter. Bahkan di beberapa titik ada yang memiliki lebar jalan hingga 12 meter.
"Pembangunan jalan yang sudah dilaksanakan selama ini, murni merupakan hasil swadaya masyarakat. Ada yang menyumbangkan tenaga dan dana. Namun ada juga yang menyumbangkan penggunaan alat berat gratis, bahkan tanah yang digunakan untuk dibuat jalan juga merupakan sumbangan warga," kata Sukur, warga Desa Kepakisan yang menjadi koordinator pembangunan jalan tersebut, Selasa (6/9).
Dia menyebutkan, pembangunan jalan sudah dimulai sejak awal Juli 2016, dan hingga kini masih berlangsung. Namun karena biaya yang dibutuhkan sangat besar, proses pembangunan tidak bisa berlangsung cepat. Selain itu, jalan yang dibangun juga baru berupa jalan perintis berupa jalan tanah.
"Kalau harus aspal, kami tidak kuat membiayainya. Sampai sekarang saja, kalau semuanya dihitung dengan uang, mungkin biayanya sudah sampai sekitar Rp 300 jutaan," katanya.
Namun dengan kondisi jalan yang masih berupa jalan tanah ini, kendaraan roda empat baru bisa masuk sejauh 2 km dari Desa Kepakisan. Hal ini karena ada ruas jalan yang menurun dengan kemiringan yang cukup tajam. Untuk itu, dia meminta agar pemerintah daerah, baik Pemprov Jateng maupun Pemkan, bisa melanjutkan upaya-upaya yang telah dirintis masyarakat.
Bahkan bila Pemprov atau Pemkab belum memiliki anggaran memadai, Sukur berharap, pemerintah bisa melakukan pengerasan agar kondisi jalan yang pembangunannya dirintis masyarakat tidak menjadi sia-sia. "Warga di sekitar ruas jalan ini sangat membutuhkan akses jalan agar aktivitas ekonomi masyarakat bisa berlangsung lebih lancar," katanya.
Mantan Kades Kepakisan, Dasir, menambahkan bila ruas jalan tersebut telah dibuat permanen, maka manfaatnya akan benar-benar dirasakan masyarakat. "Selama ini, para pedagang dari Batang kulak sayur mayur di Dieng. Karena tidak ada akses jalan tembus, mereka harus menempuh jalan memutar lewat Wonosobo, Temanggung, dan Kendal, yang jaraknya puluhan kilometer. Padahal dengan akses jalan tembus, jaraknya hanya 9 km," katanya.