Jumat 02 Sep 2016 13:49 WIB

JJ Rizal: Ilyas Karim Bukan Pengibar Bendera Saat Proklamasi

Rep: Noer Qomariah Kusumawardhani/ Red: Teguh Firmansyah
Sejarawan JJ Rizal
Foto: Facebook/JJ Rizal
Sejarawan JJ Rizal

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Di tengah penertiban kawasan Rawajati, muncul kabar rumah salah satu pejuang veteran Republik Indonesia, Ilyas Karim, dikosongkan karena berada di jalur hijau. Ia mengaku sebagai pengibar bendera Sang Saka Merah Putih pada Proklamasi 17 Agustus 1945.

Menurut Sejarawan JJ Rizal, Ilyas Karim bukanlah pengibar bendera saat Proklamasi. Hal tersebut sudah dinyatakan oleh beberapa orang sejarawan. Pengakuan ini, kata JJ Rizal, bukanlah pengakuan Ilyas Karim yang pertama kali. Tetapi pengakuan tersebut sudah sejak beberapa tahun lalu.

"Ini semua bisa terjadi karena sejarah di sekitar Proklamasi, seperti dikatakan Bung Hatta, banyak mitos dan legenda daripada realitanya. Bung Hatta menyatakan itu sejak 1953, dan sampai kini, mitos dan legenda malah bertambah banyak," ujar JJ Rizal, saat dihubungi oleh Republika.co.id, Jumat (2/9)

Hal tersebut terjadi karena negara tidak serius dengan sejarah Proklamasi, JJ Rizal mengatakan, malahan memberi apresiasi. "Bukankah Pemprov DKI Jakarta beberapa tahun lalu termasuk yang memberi bantuan kepada Ilyas Karim," katanya.

Selain itu, JJ Rizal berpendapat, pengakuan Ilyas Karim tidak ada kaitannya dengan penertiban kawasan Rawajati. Sebab, ia telah mengaku jauh sebelumnya. Tetapi pengakuan Ilyas Karim tersebut menjadi ramai kembali.

Baca juga,  Air Mata Veteran Perang Kemerdekaan di Penggusuran Rawajati.

"Tentu menarik dilihat, di satu sisi soal penggusuran yang marak di zaman Pak Ahok.  Itu telah membuat lenyap makna kehadiran Jakarta yang dicita-citakan sebagai kota pewujudan janji proklamasi yang berkewajiban sosial, kemanusiaan yang beradab," ujarnya menjelaskan.

Sejarawan ini pun mengatakan, tak tahu pasti apa motif di balik pengakuan Ilyas Karim. Tetapi pengakuannya harusnya membangunkan kesadaran soal sejarah Proklamasi yang tidak serius diurus.

Seberapa tertarik Kamu untuk membeli mobil listrik?

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement