REPUBLIKA.CO.ID, BANYUWANGI -- Bupati Banyuwangi Abdullah Azwar Anas mengaku bersyukur karena Pemkab Banyuwangi, Jawa Timur tidak mengalami penundaan pencairan Dana Alokasi Umum (DAU) dari pemerintah pusat sebagaimana dialami sejumlah daerah lain.
"Kami bersyukur setelah membaca Peraturan Menteri Keuangan, ternyata Banyuwangi termasuk daerah yang tidak dipotong atau ditunda DAU-nya, antara lain karena realisasi penyerapan anggaran di Banyuwangi cukup tinggi," ujar Bupati Abdullah Azwar Anas, Selasa (30/8).
Seperti diketahui, pemerintah menunda pencairan DAU bagi sejumlah daerah untuk penyesuaian Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN). Di Jawa Timur, total penundaaan DAU mencapai Rp 2,6 triliun.
Anas mengatakan, dalam kondisi ekonomi yang penuh tantangan seperti saat ini, belanja pemerintah menempati posisi yang strategis untuk menggerakkan perekonomian melalui berbagai program pembangunan.
"Tentu kami akan seoptimal mungkin mendorong belanja pemerintah daerah untuk tetap mendorong gerak ekonomi masyarakat di tengah kondisi seperti saat ini di mana sektor swasta cenderung //wait and see// untuk mencermati perkembangan perekonomian. Saat ini beberapa pekerjaan besar sedang dilelang, dan ada yang sudah berjalan, termasuk pembangunan infrastruktur jalan yang kami lakukan secara bertahap," ujar Anas.
Dia optimistis tetap bisa menjaga level pertumbuhan ekonomi di kisaran 6,2 persen pada tahun ini dengan terus mendorong belanja pemerintah yang tepat sasaran serta menyinergikan peran masyarakat dan dunia usaha. Tahun 2015, katanya, pertumbuhan ekonomi Banyuwangi sebesar 6,01 persen, masih di atas pertumbuhan ekonomi nasional yang sebesar 4,79 persen dan Jatim sebesar 5,49 persen.
Anas menambahkan sektor pariwisata yang berkembang juga menjadi pilar penjaga gerak perekonomian di Kabupaten Banyuwangi karena sektor tersebut relatif lebih kebal guncangan. Kunjungan wisatawan dan penyelenggaraan sejumlah kegiatan dalam rangkaian Banyuwangi Festival bakal langsung berdampak ke perputaran ekonomi masyarakat.
Hingga akhir tahun, lanjut Anas, masih ada beberapa festival yang bisa menjadi pengungkit sektor wisata, seperti Festival Gandrung Sewu, Banyuwangi Batik Festival, dan Banyuwangi Ethno Carnival. Misalnya event batik yang langsung berdampak ke perajin dan UMKM batik.
Apalagi, katanya, juga ada rencana penambahan frekuensi terbang ke Bandara Blimbingsari, Banyuwangi. dari maskapai Wings Air pada akhir Oktober, sehingga bisa menambah jumlah kunjungan ke daerah yang terletak di ujung timur Pulau Jawa itu.
"Selain itu, hingga akhir tahun ada beberapa momen libur dan cuti bersama yang biasanya menjadi puncak kunjungan wisatawan. Pada pertengahan dan akhir Desember ada cuti bersama. Geliat wisata, belanja pemerintah, dan investasi dunia usaha berpadu mendorong perekonomian," papar Anas.