REPUBLIKA.CO.ID,JAKARTA — Pakar hukum tata negara Yusril Ihza Mahendra yang notabene merupakan putra asli Belitung mengatakan, bahasa Belitung bukan merupakan bahasa yang kasar. Dia menjelaskan, bahasa Belitung masih masuk ke dalam rumpun bahasa Melayu Riau. Pernyataan Yusril disampaikan untuk menyikapi Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama alias Ahok yang mengatakan bahwa sudah membuang kebiasaannya untuk berbahasa kotor.
Saat meresmikan Rumah Lembang, Jakarta, Kamis (25/8), Ahok mengatakan kepada media bahwa kebiasaannya berbahasa kotor selama ini merupakan kebiasaan dari kampungnya.
Yusril yang juga sempat menyatakan diri sebagai bakal calon gubernur DKI Jakarta mengkritik pernyataan Ahok. Sebagai orang yang lahir di Belitung, dia mengatakan, bahasa tersebut termasuk dalam bahasa halus. “Bahasa Belitung yang saya gunakan dari kecil itu mempengaruhi cara saya bertutur kata dalam bahasa Indonesia ketika saya berbicara,”ujar Yusril lewat akun Twitter resmi @Yusrilihza_Mhd
Karena itu, Yusril mengklaim sempat mendapat penghargaan sebagai “Tokoh Berbahasa Indonesia Lisan Terbaik” tahun 2003. “Jadi tidak benar kalau Ahok mengatakan di Belitung bicara dengan bahasa yang kasar,”ujar dia.
Hanya, kata Yusril, memang ada bahasa Hakka atau bahasa Khek yang dinilai kasar. Akan tetapi, dia menjelaskan, kebanyakan yang bicara dalam bahasa tersebut pun masih menggunakan tutur kata yang halus. “Yang gunakan bahasa Hakka atau Khek dengan kata-kata kasar itu adalah kelompok orang tertentu atau keluarga tertentu yang memang perangainya buruk,”ujar Yusril.
Dia menjelaskan, dalam bahasa Hakka, kelompok orang seperti ini disebut lan kui yang berarti preman atau chiu kui alias hantu busuk.Kelompok seperti ini, kata dia, biasanya ada di pasar-pasar.