REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Jubir Tim Pemenangan Ahok, Raja Juli Antoni menilai, pernyataan Ketua DPP PDI-P Andreas Hugo Pareira agar Basuki Tjahaja Purnama (Ahok) menjadi calon wakil gubernur (Cawagub), merendahkan Ahok dan parpol-parpol pendukung Ahok yang sudah mendeklarasi Ahok sebagai calon guber.
"Pernyataan Ahok jadi Cawagub bukan Cagub itu merendahkan Ahok dan parpol-parpol pengusung Ahok. Kalau tidak suka tidak perlu merendahkan bukan?" ujar Raja Juli Antoni dalam pernyataannya, Jumat (26/8).
"Kami juga anggap itu pernyataan pribadi Andreas Pareira dan kawan-kawannya yang selama ini memang tidak suka Ahok. Itu bukan pernyataan resmi dari PDIP. Kalau yang resmi kami sudah mendengar sendiri Sekjend PDIP Hasto Kristiyanto yang menyatakan pasangan Ahok-Djarot adalah opsi yang pertama," tutur pria yang akrab disapa Toni ini.
Toni masih percaya bahwa Ketum DPP PDIP Megawati akan menjatuhkan pilihannya kepada Ahok karena kesesuaian ideologis. "Ibu Megawati mempunyai intuisi dan kearifan politik yang kuat memilih cagub yang berpihak pada rakyat. Ahok sebenarnya 'hanya' meneruskan program-program Jokowi, ketika menjadi gubernur, yaitu program-program pemberdayaan wong cilik yang menjadi basis PDIP, seperti program Kartu Jakata Pintar dan Kartu Jakarta Sehat," paparnya.
Menurut Toni, hasil survei SMRC mengindikasikan bahwa 81 persen wong cilik, pemilih PDIP Jakarta, mendukung Ahok untuk menjadi gubernur lima tahun mendatang. "Tentu Ibu Megawati paham benar aspirasi pemilih PDIP di grassroots," ucapnya.
"Kawan-kawan di PDIP yang tidak suka Ahok bisa menahan diri. Menjaga kesantunan politik yang selama ini menjadi ciri khas politik Ibu Megawati," harap Toni.