Selasa 23 Aug 2016 21:06 WIB

POM AU Lanud Soewondo Proses Kasus Kekerasan Personel TNI

Rep: Issha Harruma/ Red: Bayu Hermawan
Wakil Ketua MUI Kota Medan Abdul Hakim Siagian memperlihatkan video CCTV tindakan kekerasan oknum TNI AU, di Medan, Sumatra Utara, Selasa (16/8).
Foto: Antara/Septianda Perdana
Wakil Ketua MUI Kota Medan Abdul Hakim Siagian memperlihatkan video CCTV tindakan kekerasan oknum TNI AU, di Medan, Sumatra Utara, Selasa (16/8).

REPUBLIKA.CO.ID, MEDAN -- Komandan Lapangan Udara (Danlanud) Soewondo, Kolonel Pnb Arifien Sjahrir mengklaim pihaknya telah memproses laporan tindak kekerasan yang diduga dilakukan oleh anggotanya terhadap warga Sari Rejo dan sejumlah wartawan beberapa waktu lalu. Laporan yang dibuat para korban tersebut telah diterima melalui POM AU Lanud Soewondo dalam waktu yang berbeda.

"TNI AU sudah merespon dan menindaklanjuti. Kami juga sudah membentuk tim medis dan menyusuri korban," katanya saat bertemu Satgas Anti Kekerasan Wartawan Dewan Pers di Lanud Soewondo, Medan, Selasa (23/8).

Dalam kesempatan itu, Arifien juga menyampaikan permohonan maaf dan penyesalannya atas tindak kekerasan yang diduga dilakukan anggotanya terhadap warga Sari Rejo dan sejumlah wartawan.

Lima wartawan yang menjadi korban keberingasan dan telah melapor ke POM AU Lanud Soewondo, yakni Array Argus (Tribun Medan), Andri Safrin (MNC Tv), Fajar Siddik (medanbagus.com), Prayugo Utomo (Menaranews), dan Teddy Akbari (Sumut Pos).

"Atas nama Lanud dan pimpinan kami yang sudah berkunjung, saya sangat menyesali insiden ini dan memohon maaf terhadap korban yang timbul," ujarnya.

Tiga anggota Satgas yang datang berkunjung hari ini, yakni Kamsul Hasan, Hendra Makmur dan Pasaoran Simanjuntak. Selain bertemu Danlanud Soewondo, mereka juga mendatangi Delia Herlina (25), wartawati yang juga menjadi korban keberingasan oknum TNI Lanud Soewondo yang dirawat di praktik bidan di Jl Cinta Karya, Medan Polonia.

Wartawati itu mengaku menjadi korban kekerasan yang dilakukan sejumlah oknum prajurit TNI AU. Saat itu, dia sedang merekam aksi sweeping yang dilakukan prajurit ke rumah-rumah warga di Jl Teratai, Sari Rejo dengan menggunakan handycamnya.

Tiba-tiba dari arah depan, dia dikejar hingga sampai di sebuah warung es kelapa. Di sana, perut warga Sari Rejo ini disodok dengan pentungan. Saat itu, dia telah menunjukkan identitasnya namun tetap tak digubris.

"Dada saya juga diremas, handycam saya dirampas dan dibanting. Saya dimaki dengan kata-kata kotor. Lalu seorang anggota TNI AU mengancam akan memasukan pentungan ke dalam kemaluan saya," kata Delia kepada anggota Satgas yang menjenguknya.

Salah satu anggota satgas Kamsul Hasan mengatakan, pihaknya akan segera melaporkan yang dialami oleh Delia ke POM AU Soewondo. "Setelah kesehatannya (Delia) membaik, kita juga segera membuat laporan," ujar Kamsul.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement