REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Presiden Joko Widodo (Jokowi) mengatakan Indonesia masih kekurangan pusat kebudayaan. Saat berdiskusi dengan sejumlah budayawan di Galeri Nasional pada Selasa (23/8) sore, ia setuju dengan usul pembangunan sejumlah pusat kebudayaan baru.
Presiden berpendapat keberadaan pusat kebudayaan penting agar masyarakat memiliki ruang kreatifitas. Terlebih, ruang seperti itu juga memberikan penyegaran di tengah hiruk pikuk urusan ekonomi dan politik yang saat ini mendominasi.
"Ruang-ruang seperti itu memang diperlukan. Jadi orang tidak hanya berpikiran masalah ekonomi dan politik terus. Ada sisi lain yang sangat diperlukan untuk menyeimbangkan hidup," jelasnya.
Ia mengakui bahwa selama ini pemerintah lebih banyak berbicara mengenai infrastruktur fisik, seperti jalan dan jembatan. Namun, masih sedikit sekali membahas infrastruktur lunak, yaitu kebudayaan.
Presiden mengaku sudah mendapat banyak masukan dari para budayawan untuk mengembangkan infrastruktur lunak tersebut. Salah satunya soal bagaimana menumbuhkan kembali kesusastraan di Tanah Air.
"Saya kira akan banyak sekali nanti kebijakan makro kebudayaan kita dalam rangka proses pembudayaan manusia," ujarnya.