REPUBLIKA.CO.ID, TASIKMALAYA -- Warga yang tinggal di bagian selatan Kabupaten Tasikmalaya mengeluh karena gas elpiji bersubsidi ukuran 3 kg langka. Selain itu, harga jual gas bersubsidi juga kerap melebihi harga eceran tertinggi (HET).
Warga Kampung Karanganyar, Desa Sindangkerta, Kecamatan Cipatujah, Kabupaten Tasikmalaya, Yana Taryana mengatakan, sudah dua hari sulit mendapatkan gas elpiji ukuran 3 kg. Di pedagang eceran juga sejak beberapa hari terakhir tidak ada gas elpiji. Ia terpaksa menggunakan kayu bakar untuk memasak.
"Ibu saya juga pengecer, jadi yang bikin langka itu bukan pengecer," kata Yana kepada Republika.co.id, Senin (22/8).
Ia menerangkan, selain itu kalau pun ada yang menjual gas, harganya mahal dan melebihi HET. Harga jualnya bisa sampai Rp 25 ribu per tabung. Yana mengatakan, sudah dua hari belum ada pasokan gas ke tingkat pengecer dari pangkalan.
Tokoh pemuda di selatan Tasikmalaya sekaligus wakil ketua KNPI Kabupaten Tasikmalaya, Yayan Siswandi menambahkan, warga di wilayah selatan Tasikmalaya kesulitan mendapatkan gas elpiji ukuran 3 kg. Hal tersebut sudah berlangsung sekitar empat bulan lamanya.
Menurutnya, pasokan gas elpiji ke wilayah selatan Tasikmalaya terbatas. Buktinya dapat dilihat dari mahalnya harga jual gas di tingkat pengecer karena langka.
"Langka banget, harganya di warung bisa sampai Rp 27 ribu per tabung karena langka," ujar Yayan.
Ia menegaskan, seharusnya pihak yang berwenang atas pendistribusian gas bersubsidi lebih teliti. Mereka seharusnya menghitung jumlah penduduk di wilayah selatan Tasikmalaya. Ia menilai jumlah tabung gas yang disalurkan seharusnya disesuaikan dengan jumlah keluarga di selatan Tasikmalaya.
Kelangkaan gas elpiji bersubsidi juga terjadi di Kota Tasikmalaya. Warga Kampung Gunung Mipir, Kecamatan Mangkubumi, Kota Tasikmalaya, Dedi ZM juga menyampaikan, sudah tiga hari masyarakat kesulitan mencari gas bersubsidi. Di tingkat pengecer yang ada hanya tabung-tabung gas kosong.
"Harapan saya Hiswana Migas tolong segera atasi permasalahan ini agar masyarakat tidak kesulitan," kata Dedi.